Abu Bakar Ash-Shiddiq
Riwayat Hidup Abu Bakar Ash siddiq
*Abu Bakar* (bahasa Arab
أبو بكر الصديق, Abu Bakr ash-Shiddiq) (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634 21 Jumadil Akhir 13 H)
termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam
atau yang dikenal dengan ash-shabiqun al-awwalun. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat,
*Abu Bakar* menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama *Abdul
ka'bah bin Abi Quhafah*, ia adalah satu di antara empat khalifah yang
diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
Daftar isi
* 1 Genealogi
* 2 Awal kehidupan
* 3 Masa bersama Nabi
o 3.1 Memeluk Islam
+ 3.1.1 Penyiksaan oleh Quraisy
* 4 Perang Riddah
* 5 Ekspedisi ke utara
* 6 Qur'an
* 7 Kematian
* 8 Referensi
Genealogi
Nama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab
bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin
Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin
Lu'ay, dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr
bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang
sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian
diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah').
Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya,
sehingga ia lebih dikenal dengan nama
"Abu Bakar ash-Shiddiq".sahabat Rasulullah
Awal kehidupan
Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di kota Mekah
dari keturunan Bani Taim (ayah dan
ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim), sub-suku bangsa Quraisy
Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi,
seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa
menafsirkan mimpi.
Masa bersama Nabi
Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan
hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar.
Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua
berusia sama dan hanya berselisih 2 tahun 1 bulan lebih muda daripada
muhammad, pedagang dan ahli berdagang.
Memeluk Islam
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan,
dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh nabi.
Abubakar kemudian mendakwahkan
ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah Zubair bin Awwam,
Sa'ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam
sebagai agama sehingga Abu Bakar
menceraikannya. Istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah. Juga
semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd
Rahman berpisah.
Penyiksaan oleh Quraisy
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal.
Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang
mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan
terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara
para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan
sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong
Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya
kemudian memberinya kemerdekaan. Salah seorang budak yang dibelinya lalu
kemudian dibebaskan adalah Bilal bin Rabah
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah(622 M),
Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar
juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak
perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu
Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang
menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan
posisinya. Bahkan 'pun setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar
Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi
meninggalnya Nabi SAW ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan
musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin
di Tsaqifah bani saidah yang terletak di Madinah yang
akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat
Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.
Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan
menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam
terpecah menjadi kaum Sunni dan
Syi'ah.
Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib
(menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan
Rasulullah sendiri, sementara kaum suni berpendapat bahwa Rasulullah
menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa
Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara
muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti
sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah
meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah
kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi Referensi dari kaum
Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah.
Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum
tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at)
kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman
bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan
yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar.
Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut
secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah
istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan
protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Riddah
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam
persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul.
Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di
antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh.
Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala.
Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan
Nabi Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi.
Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang
dikenal dengan nama perang Riddah. Dalam perang Ridda
peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habi al-Hanafi" yang lebih
dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab
(Musailamah si pendusta), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru
menggantikan Nabi Muhamad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada
pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi
seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah
berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud.
Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam
serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi
pernah berkata, "Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai
Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat
dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab)."
Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab,
Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium
dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak
dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.
Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an.
Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzdzab dalam
perang Riddah atau juga dikenal dengan perang yamamah, banyak para
penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas
meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah
tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, dikumpulkan lembaran
al-Qur'an dari para penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang
terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain
sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu
Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab
dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari
Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi
dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.
Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya
pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di
dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.
Referensi
1. Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. op cit. Hal. 39-41.
2. Dakwahnya Nabi kepada Abu Bakar, Maulana Yusufrah,
menulis, Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi, sebagaimana
disebutkan dalam Al-Bidayah. 329 dari Aisyah, ia berkataSejak
zaman jahiliyah, Abubakar adalah kawan rasulullah. Pada suatu hari,
dia hendak menemui Rosulullah saw, ketika bertemu dengan Rosulullah
saw , dia berkata, "Wahai Abul Qosim (panggilan nabi), ada apa
denganmu, sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan
orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek
moyangmu dan lain lain lagi?" Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah swt dan aku mengajak kamu kepada Allah swt."
setelah selesai Rosulullah saw berbicara, Abu Bakar pun langsung
masuk Islam. Melihat keislamannya itu dia gembira sekali, tidak ada
seorangpun yang ada di antara kedua gunung di Mekkah yang merasa
gembira melebihi kegembiraan dia. Kemudian Abubakar menemui Utsman
bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa'ad
bin Abi Waqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu, merekapun masuk Islam.
Hari berikutnya Abu bakar menemui Utsman bin Mazhum,
Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurahman bin Auf,
Abu Salamah bin Abdul Saad, dan Arqam bin Abil Arqam,
juga mengajak mereka untuk masuk Islam, dan mereka semua juga masuk
Islam.
========================
Keutamaan Abu Bakar ashShiddiq
Abu Bakar ashShiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah manusia termulia
setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang melegenda,
hal itu diketahui oleh kalangan awam sekalipun. Membaca kisah perjalanan
hidupnya seakanakan kita merasa hidup di dunia hayal, apa benar ada
orang seperti ini pernah menginjakkan kaki di bumi? Apalagi di zaman
kita saat ini, memang manusia teladan sudah sulit terlestari.
Namun seiring pergantian masa dan perjalanan hidup manusia, ada
segelintir orang atau kelompok yang mulai mencoba mengkritik perjalanan
hidup Abu Bakar ashShiddiq setelah Allah dan RasulNya memuji
pribadinya. Allah meridhainya dan menjanjikan surga untuknya,
radhiallahu ‘anhu.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orangorang yang terdahulu lagi yang pertamatama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan orangorang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surgasurga yang mengalir
sungaisungai di dalamnya selamalamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar.” (QS. AtTaubah: 100)
Kritik tersebut mulai berpengaruh pada jiwajiwa yang mudah tertipu,
kepada hati yang lalai, dan kepada pribadipribadi yang memiliki hasad
kepada generasi pertama.
Kali ini kita tidak sedang menceritakan kepribadian Abu Bakar secara
utuh, karena hal itu sulit diceritakan di tulisan yang singkat ini.
Tulisan ini akan menyuplikkan sebagian teksteks syariat yang menjelaskan tentang kemuliaan Abu Bakar.
Nasab dan Karakter Fisiknya
Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman atTaimi, namun kunyahnya
(Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Ia adalah Abdullah
bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr alQurasyi atTaimi. Bertemu nasabnya
dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab
bin Luai.
Ibunya adalah Ummu alKhair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin
Sa’ad bin Taim. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari
bani Taim.
Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya,
“Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar,
tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).
Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan
kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang
dalam keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat,
dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang
bertawakal dengan janjijanji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan
pemikiran, zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan
akhlakakhlak tercela pada masa jahiliyah, semoga Allah meridhainya.
Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah termasuk orang yang pertama
memeluk Islam.
Keutamaan Abu Bakar
Orang yang Rasulullah Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah
menolongnya (yaitu) ketika orangorang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS.
AtTaubah: 40)
Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk
beristirahat sementara dirinya menjaganya seolaholah tidak merasakan
letih dan butuh untuk istirahat.
Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan,
“Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya
orangorang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan
terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar
dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya
Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu
Bakar di saatsaat mereka dikepung oleh orangorang musyrikin Mekah yang
ingin menangkap mereka.
Sebagai Sahabat Nabi yang Paling Dalam Ilmunya
Abu Said alKhudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan
mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk
memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisiNya,
dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.
Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu) Abu Bakar menangis, kami heran
mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba
yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak
lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Abu
Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian
Rasulullah melanjutkan khutbahnya,
“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan
kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku
diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan
Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan seIslam dan
kecintaan karenanya.”
Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah
Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu
asSalasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya,
“Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.”
Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan lakilaki?” Rasulullah
menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”
Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga
Abu Musa alAsy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya
lalu keluar menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Musa
berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa,
“Aku pun segera pergi berusaha menysulunya sambil bertanyatanya, hingga
akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai
sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan
keperluannya.
Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang dudukduduk di atas
sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulurjulurkan
kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu
kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus
menjadi penjaga pintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak
lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan,
“Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu kujawab, “Tunggu sebentar.”
Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah,
ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab,
“Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni
surga.”
Penutup
Demikianlah Abu Bakar ashShiddiq dengan keutamaankeutamaan yang ada
padanya. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak pernah terlintas di
benak kita, kita dijamin surga, menjadi kekasih Rasul, orang kecintaan
Rasulullah, dan sahabat dekatnya. Lalu bagaimana bisa di hari ini ada
orang yang merendahkan kedudukan beliau, setelah Allah dan RasulNya
memuliakan dia?
Mudahmudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat buruk
yang merendahkan waliNya, menjadi musuh orang yang Dia cintai. Semoga
Allah meridhai Abu Bakar ashShiddiq.
==========================
Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu
Penulis: Syaikh ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah As Suhaim hafizhahullah
*Nama *
Nama beliau menurut pendapat yang shahih adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab
bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.
*Kun-yah*
Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar
*Laqb (Julukan)*
Beliau dijuluki dengan ‘Atiq (عتيق) dan Ash Shiddiq (الصدِّيق).
Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq karena beliau tampan. Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah.
Pendapat lain mengatakan karena beliau selalu terdepan dalam kebaikan.
Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak kunjung hamil,
ketika ia hamil maka ibunya berdoa,
اللهم إن هذا عتيقك من الموت ، فهبه لي
“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku”
Dan ada beberapa pendapat lain.
Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan
kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan kepercayaan yang
sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj,
orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad)
mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab:
إن كان قال فقد صدق
“Jika ia berkata demikian, maka itu benar”
Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:
وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)
Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang
membawa kebenaran’ (جَاء بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang membenarkannya’ (صَدَّقَ بِهِ) adalah
Abu Bakar Radhiallahu’anhu.
Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama
yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah menamai beliau
dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو
بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman.
Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di
atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’
(‘Umar dan ‘Utsman)”
*Kelahiran*
Beliau dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.
*Ciri Fisik*
Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus
wajahnya, dahinya muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm.
*Jasa-jasa*
* Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling
pertama.
* Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
* Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
* Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang
disiksa orang kafir karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara
mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al
Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
* Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah
beliau memerangi orang-orang murtad
Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih
tegas dan keras daripada Umar bin Khattab yang terkenal akan keras dan
tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah. Imam Bukhari dan Muslim
meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من كفر من العرب
قال عمر : يا أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله
إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر :
والله لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو
منعوني عناقا كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على
منعها . قال عمر : فو الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر
للقتال فعرفت أنه الحق
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar
menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata:
‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk
memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah,
barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali
dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’
Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan
antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta.
Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal
mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah
aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi
orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘”
Begitu tegas dan kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:
نصر الله الإسلام بأبي بكر يوم الردّة ، وبأحمد يوم الفتنة
“Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang
murtad, dan melalui Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah
(khalqul Qur’an)”
Abu Bakar pun memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang
enggan membayar zakat ketika itu
* Musailamah Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau
* Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana
keinginan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan akhirnya
Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.
* Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau
memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya.
* Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan
dilepaskannya Khalid bin Walid, ia berkata:
والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه
“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada
musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya)
Ketika masa pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad
untuk pergi sendiri memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang
tali kekangnya dan berkata: ‘Mau kemana engkau wahai khalifah? Akan
kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
ketika perang Uhud:
شِـمْ سيفك ولا تفجعنا بنفسك . وارجع إلى المدينة ، فو الله لئن فُجعنا بك لا
يكون للإسلام نظام أبدا
‘Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami.
Kembalilah ke Madinah. Demi Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih
Islam tidak akan tegak selamanya‘. Lalu Abu Bakar Radhiallahu’anhu
pun kembali dan mengutus pasukan.
* Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab
*Keutamaan*
Tidak ada lelaki yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu
*1. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam dari golongan umat beliau*
Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:
كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم
عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم
“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu
‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari)
Dari Abu Darda Radhiallahu’anhu, ia berkata:
كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أقبل أبو بكر آخذا بطرف ثوبه
حتى أبدى عن ركبته فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أما صاحبكم فقد غامر .
وقال : إني كان بيني وبين ابن الخطاب شيء ، فأسرعت إليه ثم ندمت فسألته أن
يغفر لي فأبى عليّ ، فأقبلت إليك فقال : يغفر الله لك يا أبا بكر – ثلاثا –
ثم إن عمر ندم فأتى منزل أبي بكر فسأل : أثَـمّ أبو بكر ؟ فقالوا : لا ، فأتى
إلى النبي فجعل وجه النبي صلى الله عليه وسلم يتمعّر ، حتى أشفق أبو بكر
فجثا على ركبتيه فقال : يا رسول الله والله أنا كنت أظلم – مرتين – فقال
النبي صلى الله عليه وسلم : إن الله بعثني إليكم فقلتم : كذبت ، وقال أبو
بكر : صَدَق ، وواساني بنفسه وماله ، فهل أنتم تاركو لي صاحبي – مرتين – فما
أوذي بعدها
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman kalian ini
sedang gundah‘. Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku
dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya
untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan
memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata: ‘“Semoga Allah mengampunimu
wahai Abu Bakar‘. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar
menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil
bertanya, “Apakah di dalam ada Abu Bakar?” Namun keluarganya menjawab,
tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Sementara wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terlihat
memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan
memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, “Wahai Rasulullah Demi
Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua kali. Maka
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ketika
aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau
pendusta wahai Muhammad”, Sementara Abu Bakar berkata, ”Engkau benar
wahai Muhammad”. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan
hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak
dua kali. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti” (HR. Bukhari)
Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama
Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu
Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.
*2. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam di gua ketika dikejar kaum Quraisy*
Allah Ta’ala berfirman,
ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih,
sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40)
As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun
tidak berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu
Bakar terhadap keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik
Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata kepadanya:
نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا رسول الله لو
أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال : يا أبا بكر ما ظنك
باثنين الله ثالثهما
“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik
berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah:
‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya,
mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata:
‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang
ketiga adalah Allah’”
Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk
memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam. Juga ketika dalam perjalanan hijrah, Abu
Bakar terkadang berjalan di depan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam,
terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.
Oleh karena itu ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab
Radhiallahu’anhu ada sebagian orang yang menganggap Umar lebih utama
dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhu pun berkata:
والله لليلة من أبي بكر خير من آل عمر ، وليوم من أبي بكر خير من آل عمر ،
لقد خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم لينطلق إلى الغار ومعه أبو بكر ،
فجعل يمشي ساعة بين يديه وساعة خلفه ، حتى فطن له رسول الله صلى الله عليه
وسلم فقال : يا أبا بكر مالك تمشي ساعة بين يدي وساعة خلفي ؟ فقال : يا
رسول الله أذكر الطلب فأمشي خلفك ، ثم أذكر الرصد فأمشي بين يديك . فقال
:يا أبا بكر لو كان شيء أحببت أن يكون بك دوني ؟ قال : نعم والذي بعثك
بالحق ما كانت لتكون من مُلمّة إلا أن تكون بي دونك ، فلما انتهيا إلى الغار
قال أبو بكر : مكانك يا رسول الله حتى استبرئ الجحرة ، فدخل واستبرأ ، قم
قال : انزل يا رسول الله ، فنزل . فقال عمر : والذي نفسي بيده لتلك الليلة
خير من آل عمر
“Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya
keluarga Umar, satu harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya
keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke dalam gua. Ketika
berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di
belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam heran
dan berkata: ‘Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan
dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika
saya sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya
sadar bahwa kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’.
Rasulullah lalu berkata: ‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku
suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi
Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang
melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar
berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu sampai memasuki gua.
Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah wahai Rasulullah.
Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu
Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al
Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah)
*3. Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq
menyumbangkan seluruh hartanya*. (Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)
*4. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama*
Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam untuk meneladani khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:
عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ
“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar
rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At
Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)
*5. Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash*
Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras, beliau
memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam
Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata:
لما مَرِضَ النبيّ صلى الله عليه وسلم مرَضَهُ الذي ماتَ فيه أَتاهُ بلالٌ يُؤْذِنهُ
بالصلاةِ فقال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصَلّ . قلتُ : إنّ أبا بكرٍ رجلٌ أَسِيفٌ [ وفي
رواية : رجل رقيق ] إن يَقُمْ مَقامَكَ يبكي فلا يقدِرُ عَلَى القِراءَةِ . قال : مُروا
أَبا بكرٍ فلْيُصلّ . فقلتُ مثلَهُ : فقال في الثالثةِ – أَوِ الرابعةِ – : إِنّكنّ صَواحبُ
يوسفَ ! مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ ، فصلّى
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal
datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda:
‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah
berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami
shalat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah
menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata:
‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah lalu
berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi,
sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya
kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf, perintahkan
Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’”
Oleh karena itu Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أفلا نرضى لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا
“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia,
padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya
dalam masalah agama?”
Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:
قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه : ادعي لي أبا بكر وأخاك حتى
اكتب كتابا ، فإني أخاف أن يتمنى متمنٍّ ويقول قائل : أنا أولى ، ويأبى الله
والمؤمنون إلا أبا بكر وجاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فكلمته في
شيء فأمرها بأمر ، فقالت : أرأيت يا رسول الله إن لم أجدك ؟ قال : إن لم
تجديني فأتي أبا بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau
sakit, panggilah Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat menulis surat.
Karena aku khawatir akan ada orang yang berkeinginan lain (dalam masalah
khilafah) sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah dan
kaum mu’minin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian
datang seorang perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
mengatakan sesuatu, lalu Nabi memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa
pendapatmu wahai Rasulullah kalau aku tidak menemuimu? Nabi menjawab:
‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar akan datang’” (HR. Bukhari-Muslim)
*6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq*
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر
“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini shahih)
*7. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad*
Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau
sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى الله عليه
وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا يحج بعد العام
مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان
“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang
terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku
untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa
tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh
ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”
Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam ketika perang Tabuk.
*8. Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan sedekah*
Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت :
اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله
صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل ما
عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله !
قال عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk
bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari
ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari
seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya:
‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal
dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang
kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi
mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan
bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
*9. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi
Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam*
‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi
Shallallahu’alahi Wasallam:
أي الناس أحب إليك ؟ قال : عائشة . قال : قلت : من الرجال ؟ قال : أبوها
“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku
bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’
(yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim)
*10. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam*
Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri
Radhiallahu’anhu, ia berkata:
خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم الناس وقال : إن الله خير عبدا بين
الدنيا وبين ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند الله . قال : فبكى أبو بكر ،
فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خير ، فكان
رسول الله صلى الله عليه وسلم هو المخير ، وكان أبو بكر أعلمنا . فقال رسول
الله صلى الله عليه وسلم : إن مِن أمَنّ الناس عليّ في صحبته وماله أبا بكر ،
ولو كنت متخذاً خليلاً غير ربي لاتخذت أبا بكر ، ولكن أخوة الإسلام ومودته ،
لا يبقين في المسجد باب إلا سُـدّ إلا باب أبي بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia,
beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia
dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih
apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan
tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba
pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya,
dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku
dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai
saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku
pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan
se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil
di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”
*11. Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq*
Allah Ta’ala berfirman:
وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى * وَمَا لأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى *
إِلا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى * وَلَسَوْفَ يَرْضَى
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal
tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari
keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat
kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau
juga termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ
عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
*12. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar*
Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة . قال أبو بكر : إن أحد
شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم
: إنك لست تصنع ذلك خيلاء
“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak
akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata:
‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat
dengan baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena
sombong”” (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahu’anhu)
*13. Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu
surga*
من أنفق زوجين من شيء من الأشياء في سبيل الله دُعي من أبواب الجنة : يا عبد
الله هذا خير ؛ فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ، ومن كان من أهل
الجهاد دُعي من باب الجهاد ، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة ، ومن
كان من أهل الصيام دُعي من باب الصيام وباب الريان . فقال أبو بكر : ما على
هذا الذي يدعى من تلك الأبواب من ضرورة ، فهل يُدعى منها كلها أحد يا رسول
الله ؟ قال : نعم ، وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah,
kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu
shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari
pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan
dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim)
*14. Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari*
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
: من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن
تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن أطعم
منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن عاد منكم
اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . فقال رسول الله صلى الله
عليه وسلم : ما اجتمعن في امرىء إلا دخل الجنة
“Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab:
‘Saya’”
“Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua
ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga’”
*15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah
mensifati Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam*
Mereka berkata tentang Abu Bakar:
أَتُخْرِجُونَ رَجُلًا يُكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَيَصِلُ الرَّحِمَ وَيَحْمِلُ الْكَلَّ وَيَقْرِي الضَّيْفَ وَيُعِينُ عَلَى
نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak
berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah,
menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari)
*16. Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq*
Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu
Ali bin Abi Thalib:
أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أبو بكر . قلت : ثم
من ؟ قال : ثم عمر ، وخشيت أن يقول عثمان قلت : ثم أنت ؟ قال : ما أنا إلا
رجل من المسلمين
“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’.
Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah
Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini
hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)
*Sikap Zuhud*
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu meninggal tanpa meninggalkan
sepeserpun dirham atau dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali
Radhiallahu’anhu:
لما احتضر أبو بكر رضي الله عنه قال : يا عائشة أنظري اللقحة التي كنا نشرب
من لبنها والجفنة التي كنا نصطبح فيها والقطيفة التي كنا نلبسها فإنا كنا
ننتفع بذلك حين كنا في أمر المسلمين ، فإذا مت فاردديه إلى عمر ، فلما مات
أبو بكر رضي الله عنه أرسلت به إلى عمر رضي الله عنه فقال عمر رضي الله عنه
: رضي الله عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك
“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu’anhu, Abu Bakar
berkata, wahai ‘Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita
ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat
penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita
mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum
muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika
Abu Bakar wafat, ‘Aisyah mengirim semua itu kepada Umar
Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata: ‘Semoga Allah meridhaimu wahai Abu
Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu’”
*Sikap Wara’*
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang yang wara’ dan
zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun
tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin Khattab pun
Radhiallahu’anhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil upah
dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.
Dikisahkan pula dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:
كان لأبي بكر غلام يخرج له الخراج ، وكان أبو بكر يأكل من خراجه ، فجاء
يوماً بشيء ، فأكل منه أبو بكر ، فقال له الغلام : تدري ما هذا ؟ فقال أبو
بكر : وما هو ؟ قال : كنت تكهّنت لإنسان في الجاهلية وما أحسن الكهانة إلا
أني خدعته ، فلقيني فأعطاني بذلك فهذا الذي أكلت منه ، فأدخل أبو بكر يده
فقاء كل شيء في بطنه . رواه البخاري
“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa
mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa
makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang
akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah
anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia
menjawab : ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang
menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku
hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan
buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu.
Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hinggaa
keluarlah semua yang ia makan” (HR. Bukhari)
*Wafat beliau*
Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika
beliau berusia 63 tahun.
Semoga Allah meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.
=======================
RINGKASAN SEJARAH KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ |SEJARAH ISLAM
* Abu Bakar As Shiddiq*
Nama asli beliau adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi, di masa
jahiliyah bernama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, Nabi mengganti
namanya menjadi Abdullah Abu Bakar. Namun orang-orang memanggilnya Abu
Bakar. Nama ini diberikan karena ia adalah orang-orang pemeluk Islam
pertama. Dalam bahasa Arab, Bakar berarti dini atau pagi. Selain itu,
Abu Bakar sering kali dipanggil Atiq atau yang tampan, karena ketampanan
wajahnya. Sementara Nabi memberikan Abu Bakar gelar As-Shidiq ,
dikarenakan dia membenarkan kisah Isra’ Mi’raj nabi ketika banyak
penduduk Mekkah mengingkarinya.
Abu Bakar lahir pada 572 M di Mekkah, tidak berapa lama setelah Nabi
Muhammad lahir. Karena kedekatan umur inilah Abu Bakar sejak kecil
bersahabat dengan Nabi. Persahabatan keduanya tak terpisahkan, baik
sebelum maupun sesudah Islam datang. Bahkan persahabatan keduanya
bertambah erat ketika sama-sama berjuang menegakkan agama Allah.
Biarpun hidup pada zaman jahiliyah, berbagai kebaikan telah melekat pada
Abu Bakar sejak kecil. Lembut dalam bertutur kata, dan sopan dalam
bertindak merupakan beberapa sifat bawaannya. Ia juga perasa dan sangat
mudah tersentuh hatinya. Selain itu Abu Bakar dikenal cerdas dan
berwasan luas. Abu Bakar adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal akan
kedermawanannya. Demi membela kaum muslimin yang tertindas di Mekkah,
Abu Bakar tak segan-segan mengeluarkan hartanya. Salah satu kisah
terkenal yang menggambarkan kedermawanannya tentu saja ketika ia menebus
Bilal bin Rabah dari tangan majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. Lewat
perantara Abu Bakar, Allah memberi pertolongan kepada hambaNya yang
teguh imannya.
Melalui perantara Abu Bakar pula banyak penduduk Mekkah yang menyatakan
diri masuk Islam, seperti Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah
bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Ubaidillah bin
Jarrah adalah beberapa sahabat yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar.
Merekalah yang kemudian dikenal dengan nama Assabiqunal Awwalun.
Setelah masuk Islam, Abu Bakar menjadi salah satu pembela nabi yang
paling kukuh, baik ketika di Mekkah maupun di Madinah. Abu Bakar yang
menemani nabi melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah). Setelah tiba di
Madinah, Abu Bakar tinggal di Sunh, daerah di pinggiran kota Madinah. Di
kota tersebut, Abu Bakar dipersaudarakan dengan seorang dari suku
Khazraj yang bernama Kharijah bin Zaid dari Bani Haritsah. Di rumah
Kharijah tersebut Abu Bakar tinggal. Hubungan kedua orang ini bertambah
erat ketika Abu Bakar menikahi anak Kharijah bernama Habibah. Di
Madinah, Abu Bakar beralih profesi dari pedagang kain menjadi petani.
Ketika Muhammad sakit keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk
olehnya untuk menggantikannya menjadi Imam dalam Salat. Hal ini menurut
sebagian besar ulama merupakan petunjuk dari Nabi Muhammad agar Abu
Bakar diangkat menjadi penerus kepemimpinan Islam, sedangkan sebagian
kecil kaum Muslim saat itu, yang kemudian membentuk aliansi politik
Syiah, lebih merujuk kepada Ali bin Abi Thalib karena ia merupakan
keluarga nabi. Setelah sekian lama perdebatan akhirnya melalui keputusan
bersama umat islam saat itu, Abu Bakar diangkat sebagai pemimpin pertama
umat islam setelah wafatnya Muhammad. Abu Bakar memimpin selama dua
tahun dari tahun 632 sejak kematian Muhammad hingga tahun 634 M.
Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah
Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan
hukum. Selama masa kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas
daerah kekuasaan islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga
menaklukkan sebagian daerah kekaisaran Bizantium. Abu Bakar meninggal
saat berusia 61 tahun pada tahun 634 M akibat sakit yang dialaminya.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia
meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan
dalam negeri terutama tantangan yang disebabkan oleh suku-suku bangsa
Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah sepeninggal
Nabi Muhammad. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan
Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah nabi wafat. Karena itu
mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan
mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar
menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah
(perang melawan kemurtadan). Khalid bin Al-Walid adalah panglima yang
banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar,
sebagaimana pada masa rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan
legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain
menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang
telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan as-sunnah. Meskipun demikian,
seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat
besarnya bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan
dapat menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M. Ke Syria dikirim
ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul
Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya
pasukan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk
memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan meninggalkan
Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
Semoga artikel diatas dapat bemanfaat dan dapat menjadi tambahan ilmu buat kita sebagai seorang muslim.
0 komentar:
Posting Komentar