ABSTRAK
Abdillah, Muhammad Rifai. 2012. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Sumbang Saran (Brain-Storming) Pada Siswa Kelas V SDN Sunan Giri
Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013
Kata Kunci : Konsep Pembelajaran, Bercerita dan
Sumbang Saran, Mendengar dan Berbicara, Cerita Rakyat
Pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk aspek mendengarkan dengan Kompetensi Dasar
mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar, kegiatan yang dilakukan guru pada sebelumnya adalah siswa
mendengarkan cerita dari guru. Untuk mengetahui kemampuan siswa guru memberikan
soal-soal mengenai unsur-unsur yang ada dalam cerita baik secara lisan maupun
tertulis yang harus dikerjakan oleh siswa
sendiri-sendiri. Bercerita membutuhkan pendengar. Setelah
mendengarkan diharapkan siswa aktif berbicara untukmengutarakan pendapatnya.
Brain-Storming adalah suatu cara
mengajar guru dengan cara melontarkan suatu masalah, kemudian siswa menjawab
atau menyatakan pendapat, menyanggah atau memberi komentar sehingga mungkin
masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan sebagai
cara untuk mendapat ide dari siswa dalam waktu singkat. Di dalam kegiatan menyimak selalu diawali kegiatan mendengarkan.
Tujuan menyimak, adalah melatih siswa memahami bahasa lisan. Cerita Rakyat
adalah cerita milik masyarakat yang diceritakan dari mulut ke mulut.
Penelitan
ini bertempat di SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan yang
dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus
2012 untuk Siklus I, Siklus II tanggal 3 September 2012, Siklus ke III tanggal
10 September 2012. Subyek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri,
pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar”.
Kesimpulan
penelitian ini adalah (a) pembelajaran menggunakan sumbang saran dapat
meningkatkan keaktifan siswa mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar
dilihat dari prosentase keaktifan siswa mulai siklus I yaitu 35%, 53%, dan 84%
dan (b) pembelajaran menggunakan sumbang dapat meningkatkan kemampuan siswa
mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar dilihat dari peningkatan
nilai formatif, yaitu pada siklus I 60,92, siklus II 73,96, dan siklus III 81,21. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal siswa juga
selalu meningkat pada tiap siklus yaitu pada Siklus I sebanyak 12 anak
dinyatakan tuntas atau sekitar 50%, Siklus II sebanyak 15 anak dinyatakan
tuntas atau sekitar 63%, dan Siklus III sebanyak 22 anak dinyatakan tuntas atau
sekitar 92%.
Saran-saran
yang terdapat dalam penelitian ini ialah (a) untuk melaksanakan pembelajaran
dengan mengutamakan sumbang saran, perlu persiapan yang matang agar memperoleh
hasil yang optimal dan (b) untuk melatih kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
unsur cerita dengan sumbang saran, guru
dituntut melatih siswa dengan berbagai bentuk pertanyaan walau
dalam taraf sederhana, supaya siswa berani mengutarakan pendapat dan belajar memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan merupakan salah satu pilar pengembangan sumber
daya manusia bermakna yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan
bisa dikatakan bahwa masa depan bangsa bergantung pada kualitas pendidikan masa
kini. Dalam peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas peranan seorang guru,
walaupun guru bukan satu-satunya faktor penunjang. Di samping guru ada faktor
lain yaitu kurikulum, peserta didik, sarana prasarana, lingkungan, dan sosial
budaya. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator, maka guru dituntut
sanggup dan terampil melaksanakan tugasnya dengan baik. Mulai dari merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengadakan
perbaikan.
1
|
Di samping itu cara seperti di atas kurang menumbuhkan keaktifan
siswa. Dengan demikian agar siswa dapat
meningkatkan kemampuannya dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya, guru terdorong ingin
memperbaiki pembelajaran dan perlu menyajikan dalam bentuk yang lebih menarik
yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa, dengan cara yang komunikatif. Dengan
kondisi seperti di atas, guru ingin memperbaiki pembelajaran menggunakan
sumbang saran. Sebelum sumbang saran dilaksanakan, diawali dengan bercerita,
siswa mendengarkan cerita tersebut.
Bercerita artinya sama dengan mendongeng. Sejak dulu mendongeng
telah dipergunakan para orang tua kepada
anaknya untuk pengantar tidur karena anak kecil sangat suka dengan dongeng. Di
dalam dongeng berisi ajaran moral yang patut ditularkan kepada anak-anaknya,
yaitu melalui sifat atau watak dari pelaku dongeng tersebut.
Dalam kehidupan anak
sekarang ini pengaruh televisi sangat banyak. Banyak film anak namun kurang
cocok untuk anak, contoh adegan brutal, adegan melawan orang tua, mencopet dan
lain-lain. Perbuatan-perbuatan seperti itu bisa dikurangi pengaruhnya terhadap anak
kecil diantaranya dengan cara bercerita
akibat perbuatan yang tidak baik tersebut. Dalam
era perkembangan teknologi sekarang ini, banyak kejadian yang mengakibatkan
perubahan di segala bidang, sehingga timbul masalah silih berganti. Dengan
adanya berbagai masalah sumbang saran sangat dibutuhkan terutama untuk
anak-anak. Tanpa ada saran dari orang lain anak-anak akan melangkah terlalu
jauh, keluar kendali.
Sumbang saran merupakan cara untuk mencari pemecahan masalah. Kita
hidup sebagai makhluk sosial. Di mana dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah
lepas dari orang lain. Setiap ada masalah kita tidak bisa memutuskan sendiri,
kita selalu membutuhkan orang lain untuk menyumbangkan sarannya, agar cepat
selesai. Bila kita salah ada yang memberi nasihat atau mengomentari bahkan
menanggapi maka kehidupan menjadi dinamis dan terarah.
Bercerita membutuhkan pendengar, di sini siswa diharapkan belajar
menghormati orang yang berbicara. Setelah mendengarkan diharapkan siswa aktif
berbicara untuk mengutarakan pendapatnya. Dengan demikian sumbang saran cocok
untuk mendidik siswa bermusyawarah,
berfikir kritis, aktif sehingga
perlu diberikan pada anak sejak dini dengan tujuan bermanfaat bagi siswa untuk di kemudian hari.
Dengan berbagai hal yang disampaikan di atas, maka sangat perlu
diangkat materi ini untuk perbaikan pembelajaran dan tingkat urgensinya sangat
besar dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Dengan Menggunakan
Sumbang Saran (Brain-Storming) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun
Pelajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi pemilihan judul dan
berdasar judul itu sendiri maka dapat
ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1)
Apakah
sumbang saran (Brain-Storming)
dapat meningkatkan keaktifan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat?
2)
Apakah
sumbang saran (Brain-Storming)
dapat
meningkatkan kemampuan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat?
C . Tujuan Penelitian
Berdasarkan
atas rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah ingin
mengetahui :
1)
Mendiskripsikan bahwa sumbang
saran (Brain-Storming) dapat meningkatan keaktifan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifkasi unsur cerita rakyat.
2)
Mendiskripsikan bahwa sumbang
saran (Brain-Storming) dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur rakyat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi
guru
a. Mencobakan sebuah cara menjadi
pengalaman yang berharga.
b. Untuk memperbaiki
pembelajaran.
c. Untuk disebarkan
ke teman sejawat supaya tergerak mencobakan hasil tersebut, paling tidak
mencoba melakukan perbaikan di
kelasnya.
d. Membantu guru berkembang secara
professional
2.
Manfaat bagi siswa
a.
Menjadi
lebih aktif pada pembelajaran dengan sumbang saran.
b.
Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita.
3.
Manfaat bagi kepala sekolah
a. Membantu memotivasi guru lain untuk
lebih inovatif dalam pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitan sejenis.
4. Manfaat
bagi sekolah
a. Sekolah yang gurunya mampu membuat perubahan
mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang.
b. Suatu lembaga bila mutu nilainya bagus, lembaga
tersebut dianggap berprestasi, sehingga menjadi faforit masyarakat ingin menyekolahkan putra-putrinya di lembaga
tersebut.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada
siswa kelas V SD Negeri Sunan
Giri Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok persoalan mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang
didengar mengenai latar, tokoh, dan watak. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun 2012.
Mau tahu File lengkapnya???!! Silahkan Klik Link ini...!!!
0 komentar:
Posting Komentar