SARJANA INGSUN RIFAI

Acara Prosesi Wisuda S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pasuruan

Sang Pejuang Keluarga

Pejuang keluarga yang penuh ketangguhan dan keihlasan demi menyongsong masa depan yang cerah

MENATAP MASA DEPAN YANG CERAH

Tampil biasa dan apa adanya walaupun kadang terlihat rendah dari pada yang lainnya

KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Penerapan Metode Diskusi Dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Dilakukan Setiap Pertemuan

Eling marang Gusti Pangeran tur ra nglaleke dumateng Kanjeng Guru

Biasa dengan membiasakan diri seperti biasa agar tidak terlihat luar biasa walaupun terkadang hanya impian belaka

Kamis, 31 Agustus 2017

Pemanfaatan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011

Abdillah, Rifai. 2011. Pemanfaatan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011

Kata Kunci : media, kartu kata, keterampilan, menulis puisi

Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Melalui keterampilan menulis siswa dapat mengkomunikasikan gagasan, penghayatan dan pengalamannya ke dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis. Akan tetapi, keterampilam itu akan datang melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapakan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang runtut, enak dibaca, dan dapat dipahami oleh pembaca. Akhadiah (2002:2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan ide secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Menulis Puisi adalah kegiatan imajinatif yang dialami penulis berdasarkan pengalaman-pengalamannya, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Puisi terdiri dua unsur yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik puisi meliputi (a) diksi, (b) citraan, (c) kata-kata konkret, (d) bahasa kias/ majas/ symbol, dan (e) rima dan irama, sedangkan  unsur  batin puisi terdiri dari (a) rasa, (b) nada, (c) amanat, dan (d) tema.
Penggunaan media kartu kata sebagai media pembelajaran dapat merangsang anak untuk berperan aktif, membangkitkan motivasi belajar dan membantu mempermudah siswa dalam menulis puisi. Kartu kata dalam penelitian ini adalah kartu yang berisi kata-kata atau kelompok kata dengan urutan tertentu sehingga membantu siswa mengembangkan gagasan hingga tercipta sebuah puisi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan pada  bulan Agustus  2011.
  Keterampilan menulis puisi terbukti meningkat dari kondisi awal, siklus I, Siklus II, dan tes akhir dengan hasil  sebagai berikut: (1)  nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai  yaitu di siklus I = 70, siklus II = 72, dan tes akhir = 76,  (2) pada siklus I yang mencapai nilai ketuntasan minimal ada 27 atau mencapai 79%,  pada siklus II siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal ada 29 atau mencapai 85%, dan pada tes akhir siswa yang mencapai ketuntasan minimal ada 32 atau mencapai 94%, (3) penggunaan kartu kata sebagai media pembelajaran berdampak positif meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi.

Saran-saran yang muncul dalam penelitian ini adalah (a) dalam pembelajaran menulis kreatif terutama menulis puisi hendaknya siswa diajak untuk mengetahui dan memahami  secara luas tentang puisi dan unsur-unsurnya, dan (b) dalam pembelajaran puisi diperlukan media yang dapat memotivasi dan mengembangkan keterampilan menulis puisi siswa.


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu hasil dari kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa bisa dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat dilestarikan kepada generasi-generasi berikutnya. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu sarana yang mengupayakan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia secara terarah. Maka dalam proses pengajaran bahasa diharapkan siswa mampu mengoptimalisasikan kemampuannya untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar yang berlangsung dalam kelas yang paling berperan penting adalah guru. Guru di sini memegang tugas dan amanah yang sangat besar dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kompetensi yang memadai dalam hal teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
1
 
Pada prisnsipnya tujuan akhir pembelajaran bahasa adalah agar siswa terampil berbahasa yang meliputi empat komponen berikut ini : terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Setiap keterampilan erat sekali hubungannya dengan empat komponen keterampilan tadi dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur; mulanya menyimak, kemudian berbicara, membaca dan terakhir menulis. Keempat keterampilan itu pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal.
Dalam membicarakan tentang pengajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Melalui keterampilan menulis siswa dapat mengkomunikasikan gagasan, penghayatan dan pengalamannya ke dalam bentuk tulisan.
Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis. Akan tetapi, keterampilam itu akan datang melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapakan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang runtut, enak dibaca, dan dapat dipahami oleh pembaca. Akhadiah (2002: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Menulis adalah melahirkan pikiran seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan (KBBI 2001: 968).
Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis, khususnya tentang menulis sastra adalah  siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas (Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD, 2006: 66).
Menulis Puisi merupakan kegiatan imajinatif yang dialami penulis berdasarkan pengalaman-pengalamannya, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Pengalaman-pengalaman itu  berupa fakta yang dirasakan, dilihat, didengar,  atau pengalaman batinnya yang di bawah sadar. Dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, khususnya pembelajaran menulis puisi sudah diupayakan dengan beberapa cara, misalnya menulis puisi berdasarkan pengamatan, menuliskan perasaan yang sedang dialami dalam bentuk puisi, mengungkapkan gagasan atau pikiran dalam bentuk puisi dan pengalaman melalui berbagai indra dirinya dalam bentuk puisi.
Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan, keterampilann menulis puisinya masih rendah. Selain itu puisi yang dihasilkan para siswa masih jauh dari harapan. Mereka masih mengalami kesulitan untuk menulis puisi karena kosa kata yang dimilki sangat minim dan kurang menunjang untuk menciptakan sebuah karya puisi.  Hal ini dapat dilihat dari hasil  karya puisi siswa yang belum memenuhi kaidah penulisan puisi. Berdasarkan hasil awal didapatkan data bahwa dari 34 siswa, hampir seluruh siswa mendapatkan nilai rendah/di bawah nilai standar yaitu 65. Kondisi tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh faktor  kondisi siswa, sumber belajar, media pembelajaran, dan metode pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu direncanakan alternatif atau solusinya, yaitu dengan penggunaan media kartu kata. Penggunaan media kartu kata sebagai media pembelajaran dapat merangsang anak untuk berperan aktif, membangkitkan motivasi belajar dan membantu mempermudah siswa dalam menulis puisi, sehingga keterampilan menulis puisi siswa dapat meningkat. Karena itu dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan media kartu kata sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V, maka tepatlah kiranya apabila peneliti merumuskan judul “Pemanfaatan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut :
1)      Apakah kartu kata sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011?

C.    Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut.
1.   Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011.
2.   Menulis puisi dalam penelitian ini adalah menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.



D.    Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi melalui penggunaan media kartu kata bagi siwa Kelas V UPT SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2010/2011.

E.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi Siswa
a.    Mampu menggunakan media kartu kata dalam pembelajaran menulis.
b.    Menjadikan kartu kata sebagai sarana pengungkapan ekspresi menulis puisi siswa.
2.      Bagi Guru
a.    Memperoleh alternatif pilihan dalam menggunakan media pembelajaran.
b.  Mampu memanfaatkan kartu kata  sebagai media dalam pembelajaran.
3.      Bagi Peneliti
a.       Memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan media pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil belajar.



Butuh File Lengkap??!!
Silahkan Hubungi: Sdr. M. Rifa'i Abdillah, S.Pd 
No. HP / WA : 0856-0810-8141 

Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Sumbang Saran (Brain-Storming) Pada Siswa Kelas V SDN Sunan Giri

ABSTRAK




Abdillah, Muhammad Rifai. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Sumbang Saran (Brain-Storming) Pada Siswa Kelas V SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kata Kunci     : Konsep Pembelajaran, Bercerita dan Sumbang Saran, Mendengar dan Berbicara, Cerita Rakyat

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk aspek mendengarkan dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar, kegiatan yang  dilakukan guru pada sebelumnya adalah siswa mendengarkan cerita dari guru. Untuk mengetahui kemampuan siswa guru memberikan soal-soal mengenai unsur-unsur yang ada dalam cerita baik secara lisan maupun tertulis yang harus dikerjakan oleh siswa  sendiri-sendiri. Bercerita membutuhkan pendengar. Setelah mendengarkan diharapkan siswa aktif berbicara untukmengutarakan pendapatnya.
Brain-Storming adalah suatu  cara mengajar guru dengan cara melontarkan suatu masalah, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, menyanggah atau memberi komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan sebagai cara untuk mendapat ide dari siswa dalam waktu singkat. Di dalam kegiatan menyimak selalu diawali kegiatan mendengarkan. Tujuan menyimak, adalah melatih siswa memahami bahasa lisan. Cerita Rakyat adalah cerita milik masyarakat yang diceritakan dari mulut ke mulut.
Penelitan ini bertempat di SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2012 untuk Siklus I, Siklus II tanggal 3 September 2012, Siklus ke III tanggal 10 September 2012. Subyek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri, pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi unsur cerita  rakyat yang didengar”.
Kesimpulan penelitian ini adalah (a) pembelajaran menggunakan sumbang saran dapat meningkatkan keaktifan siswa mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar dilihat dari prosentase keaktifan siswa mulai siklus I yaitu 35%, 53%, dan 84% dan (b) pembelajaran menggunakan sumbang dapat meningkatkan kemampuan siswa mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar dilihat dari peningkatan nilai formatif, yaitu pada siklus I  60,92, siklus II 73,96, dan siklus III 81,21. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal siswa juga selalu meningkat pada tiap siklus yaitu pada Siklus I sebanyak 12 anak dinyatakan tuntas atau sekitar 50%, Siklus II sebanyak 15 anak dinyatakan tuntas atau sekitar 63%, dan Siklus III sebanyak 22 anak dinyatakan tuntas atau sekitar 92%.

Saran-saran yang terdapat dalam penelitian ini ialah (a) untuk melaksanakan pembelajaran dengan mengutamakan sumbang saran, perlu persiapan yang matang agar memperoleh hasil yang optimal dan (b) untuk melatih kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita dengan  sumbang saran, guru dituntut  melatih  siswa dengan berbagai bentuk pertanyaan walau dalam taraf sederhana, supaya siswa berani mengutarakan pendapat dan belajar memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang
Kualitas pendidikan merupakan salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia bermakna yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan bisa dikatakan bahwa masa depan bangsa bergantung pada kualitas pendidikan masa kini. Dalam peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas peranan seorang guru, walaupun guru bukan satu-satunya faktor penunjang. Di samping guru ada faktor lain yaitu kurikulum, peserta didik, sarana prasarana, lingkungan, dan sosial budaya. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator, maka guru dituntut sanggup dan terampil melaksanakan tugasnya dengan baik. Mulai dari merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengadakan perbaikan.
1
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk aspek mendengarkan dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar, kegiatan yang  dilakukan guru pada sebelumnya adalah siswa mendengarkan cerita dari guru. Untuk mengetahui kemampuan siswa guru memberikan soal-soal mengenai unsur-unsur yang ada dalam cerita baik secara lisan maupun tertulis yang harus dikerjakan oleh siswa  sendiri-sendiri. Dalam situasi seperti ini ada siswa yang bisa menjawab ada pula yang tidak bisa menjawab. Di samping itu siswa secara umum dalam pelajaran Bahasa Indonesia sering kurang berminat dalam mendengarkan dan berbicara, dengan berbagai faktor penyebabnya, di antaranya  bosan mendengarkan, malu, takut, ragu-ragu dalam mengutarakan pendapat, kurang menguasai kosa kata, dan lain-lain.
Di samping itu cara seperti di atas kurang menumbuhkan keaktifan siswa.  Dengan demikian agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengidentifikasi unsur cerita  rakyat yang didengarnya, guru terdorong ingin memperbaiki pembelajaran dan perlu menyajikan dalam bentuk yang lebih menarik yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa, dengan cara yang komunikatif. Dengan kondisi seperti di atas, guru ingin memperbaiki pembelajaran menggunakan sumbang saran. Sebelum sumbang saran dilaksanakan, diawali dengan bercerita, siswa mendengarkan  cerita tersebut.
Bercerita artinya sama dengan mendongeng. Sejak dulu mendongeng telah dipergunakan  para orang tua kepada anaknya untuk pengantar tidur karena anak kecil sangat suka dengan dongeng. Di dalam dongeng berisi ajaran moral yang patut ditularkan kepada anak-anaknya, yaitu melalui sifat atau watak dari pelaku dongeng tersebut.
Dalam kehidupan  anak sekarang ini pengaruh televisi sangat banyak. Banyak film anak namun kurang cocok untuk anak, contoh adegan brutal, adegan melawan orang tua, mencopet dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan seperti itu bisa dikurangi pengaruhnya terhadap anak kecil diantaranya dengan cara  bercerita akibat perbuatan yang tidak baik tersebut. Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini, banyak kejadian yang mengakibatkan perubahan di segala bidang, sehingga timbul masalah silih berganti. Dengan adanya berbagai masalah sumbang saran sangat dibutuhkan terutama untuk anak-anak. Tanpa ada saran dari orang lain anak-anak akan melangkah terlalu jauh, keluar kendali.
Sumbang saran merupakan cara untuk mencari pemecahan masalah. Kita hidup sebagai makhluk sosial. Di mana dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari orang lain. Setiap ada masalah kita tidak bisa memutuskan sendiri, kita selalu membutuhkan orang lain untuk menyumbangkan sarannya, agar cepat selesai. Bila kita salah ada yang memberi nasihat atau mengomentari bahkan menanggapi maka kehidupan menjadi dinamis dan terarah.
Bercerita membutuhkan pendengar, di sini siswa diharapkan belajar menghormati orang yang berbicara. Setelah mendengarkan diharapkan siswa aktif berbicara untuk mengutarakan pendapatnya. Dengan demikian sumbang saran cocok untuk mendidik siswa bermusyawarah,  berfikir kritis,  aktif sehingga perlu diberikan pada anak sejak dini dengan tujuan bermanfaat bagi  siswa untuk di kemudian hari.
Dengan berbagai hal yang disampaikan di atas, maka sangat perlu diangkat materi ini untuk perbaikan pembelajaran dan tingkat urgensinya sangat besar dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Sumbang Saran (Brain-Storming) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B.  Rumusan Masalah
                     Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi pemilihan judul dan berdasar judul itu sendiri maka dapat  ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1)      Apakah sumbang saran (Brain-Storming) dapat meningkatkan keaktifan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat?
2)      Apakah sumbang saran (Brain-Storming) dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur cerita rakyat?

C . Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah ingin mengetahui :
1)      Mendiskripsikan bahwa sumbang saran (Brain-Storming) dapat meningkatan keaktifan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifkasi unsur cerita rakyat.
2)      Mendiskripsikan bahwa sumbang saran (Brain-Storming) dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas V SD Negeri Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengidentifikasi unsur rakyat.

D.  Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi guru
     a. Mencobakan sebuah cara menjadi pengalaman yang berharga.
b.  Untuk memperbaiki pembelajaran.
c. Untuk disebarkan ke teman sejawat supaya tergerak mencobakan hasil tersebut, paling  tidak  mencoba  melakukan perbaikan di kelasnya.
 d. Membantu guru berkembang secara professional
2. Manfaat bagi siswa 
a.    Menjadi lebih aktif pada pembelajaran dengan sumbang saran.
b.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita.
3. Manfaat bagi kepala sekolah
    a. Membantu memotivasi guru lain untuk lebih inovatif  dalam pembelajaran.
     b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan  acuan dalam penelitan sejenis.
4. Manfaat bagi sekolah
   a. Sekolah yang gurunya mampu membuat perubahan mempunyai kesempatan    yang besar untuk berkembang.
   b. Suatu lembaga bila mutu nilainya bagus, lembaga tersebut dianggap berprestasi, sehingga menjadi faforit masyarakat  ingin menyekolahkan putra-putrinya di lembaga tersebut.
 
E. Batasan Masalah
            Penelitian ini hanya dibatasi pada siswa kelas V SD Negeri Sunan Giri Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok persoalan mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengar mengenai latar, tokoh, dan watak. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2012.


Mau tahu File lengkapnya???!! Silahkan Klik Link ini...!!!

Mencari Duit dari Publikasi Tulisan di Media Massa

BERIKUT beberapa alamat email redaksi koran dan majalah yang menerima kiriman CERPEN. Anda yang mengetahui info terkini terkait alamat email redaksi dan honor pemuatan cerpen dimohon bantuannya dengan menuliskannya pada komentar Anda. Terima kasih.
1. Kompas
Ada konfirmasi pemuatan cerpen dari redaksi via email.
Honor cerpen Rp. 1.400.000, biasanya 2-3 hari setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.
2. Republika
Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Honor cerpen Rp. 371.000,—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair.
3. Jawa Pos
Honor cerpen Rp 925.000 – Rp. 1.000.000, ditransfer 1-2 minggu setelah cerpen dimuat.
4. Suara Merdeka
Cerpen maksimal 9.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 300.000, hubungi redaksi untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.
5. Koran Tempo
Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo, meng-sms penulis terkait pemuatan cepen jika penulis mencantumkan nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen Rp. 750.000,  ditransfer seminggu setelah pemuatan.
6. Media Indonesia
Kriteria umum naskah 9.000 karakter. Honor pemuatan cerpen Rp. 700.000 sampai Rp. 1.000.000.
7. Pikiran Rakyat
Honor cerpen Rp. 300.000.
8. Lampung Post
Honor cerpen Rp. 250.000, hubungi redaksi untuk konfirmasi pencairan honor atau minta tolong teman yang ada di Lampung untuk mengambilkan ke kantor redaksi.
9. Jurnal Cerpen Indonesia
Honor cerpen Rp. 250.000.
10. Majalah Horison
Honor cerpen Rp. 450.000, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi redaksi untuk konfirmasi pencairan honor, kadang honor dikirim via wesel jika tidak ada nomer rekening.
11. Majalah Ummi
Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp. 250.000 ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan.
12. Majalah Femina
Honor cerpen Rp. 975.000 dan cair seminggu setelah dimuat.
13. Majalah Story
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via telepon dari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 6 bulan sampai setahun. Honor cerpen Rp. 250.000, maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer ke rekening penulis.
14. Majalah Annida-online
Ada konfirmasi pemuatan cerpen via email redaksi Annida-online. Honor cerpen Rp. 50.000, honor epik (cerita kepahlawanan) Rp. 100.00, maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer.
15. Majalah Bobo
Honor cerpen Rp. 250.000.
Dibawah ini saya dapat dari indrihapsariw.com

Contoh pengantar pengiriman

Dari                   : Publicity
Kepada             : ktminggu@tempo.co.id
Koran Tempo
Dikirim             : Jumat, 14 Juli 2017
3:30
Judul                 : Cerpen "Maling Bersujud"

Pasuruan, 5 Juli 2017

Kepada
Yth. Redaktur Cerpen Kampung Lama
di tempat.

Dengan hormat,
Bersama ini saya kirimkan sebuah cerpen saya bertajuk “Ibuku Hebat” (dalam Lampiran). Saya sangat berharap cerpen ini Anda baca dan kelayakan pemuatannya sepenuhnya hak Anda. Atas pembacaan dan pertimbangan Anda, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Public City
Publocity@gmail.com
Tlp. 08xxxxxxxxxx
Rekening Bank Xxxxxxx Nomor Xxxxxxxxxxxxx a.n. M. Rifai Abdillah, S.Pd