Senin, 16 Januari 2017

HASIL BELAJAR

HASIL BELAJAR

1)      Pengertian Hasil Belajar

Untuk  mengetahui sejauh mana proses belajar  mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997;191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:
a)      Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari  dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional  yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.
b)      Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari.
c)      Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.
d)     Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
A. Tabrani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil yang lebih baik .  

2)      Tipe Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1988; 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran  adalah sebagai berikut  :
1.      Tipe hasil belajar bidang kognitif
Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu  tipe hasil belajar :
a.       Pengetahuan hafalan (Knowledge),yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual.  Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.
b.      Pemahaman (konprehention), kemampuan menangkap makna  atau arti dari suatu konsep
c.       Penerapan (aplikasi), yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan  suatu konsep. Ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru, misalnya  memecahkan persoalan  dengan menggunakan rumus tertentu.
d.      Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu intergritas (kesatuan ynag utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti .
e.       Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
f.        Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

2.      Tipe  hasil belajar afektif
Bidang afektif disini berkenaan dengan sikap. Bidang ini kurang diperhatikanoleh guru, tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini  didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif  tingkat tinggi.
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe  hasil belajar dari  yang sederhana ke yang lebih komplek  yaitu :
a.       Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa,  baik dalam bentuk masalah situasi dan  gejala.
b.      Responding atau jawaban, yakni  reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar .
c.       Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.
d.      Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam system organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lainnya dan kemantapan  prioritas yang dimilikinya .
e.       Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang  yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya
3.      Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan, kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu :
a.       Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar.
b.      Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c.       Kemampuan pesreptual termasuk di dalamnya membedakan visual ,  adaptif, motorik, dan lain-lain.
d.      Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan.
e.       Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.

f.       Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekspresif, interpretative.

0 komentar:

Posting Komentar