Kamis, 22 Maret 2018

Belajar Dari Kehidupan Padi: Semakin Berisi Semakin Merunduk

BELAJAR DARI MAKNA KEHIDUPAN PADI: 
SEMAKIN BERISI SEMAKIN MERUNDUK


Padi merupakan tanaman yang sangat digemari oleh para Petani. Dengan menanam padi maka kebutuhan pangan keluarga tercukupi dan terlebih lagi nilai guna untuk negara yaitu sebagai sumber pangan nasional. Sumber pangan nasional ini menjadi bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Padi menghasilkan beras yang nantinya bisa menjadi nasi. Salah satu makanan pokok dan menjadi cadangan makanan primer bagi masyarakat di Indonesia. 
Bagi petani, padi merupakan tanaman yang memiliki makna filosofi bagi masyarakst Indonesia yaitu: "Semakin Berisi Semakin Merunduk".  Bisa dimaknai, semakin berisi ilmu seseorang, maka seharusnya ia semakin rendah hati dan sabar walaupun sampai sampai mati. Padi hanya sekali berbuah setelah itu mati dan hanya mampu hidup dengan beberapa semi daunnya yang sudah menguning. Karena ketika padi sudah menguning maka daunnya pun akan menguning dan lambat laun akan mati tapi akan digantikan lagi dengan tunas dan biji padi yang baru.
Waktu muda, padi yang belum berisi memang tumbuh mendongak ke atas, Padi itu belumlah cukup berisi, padi itu masih sedikit bulir-bulir padinya. Begitupun manusia, seringkali saat ia tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan justru ia sering banyak petentang-petenteng menantang dunia. Atau ia baru saja mencicipi ilmu pengetahuan, ia sudah bergaya seolah memiliki banyak ilmu dan lebih pintar dibandingkan orang lain. Ia merasa lebih wah dibanding orang lain. Merasa bahwa orang lain tak lebih baik dari dirinya. Banyak kita temui orang-orang di sekitar kita seperti itu. Orang yang merasa lebih baik dari orang lain. Padahal baru saja ia memiliki sesuatu yang sebenarnya adalah sesuatu yang terkadang biasa saja. Atau memiliki barang-barang dunia yang tak sepantasnya ia terlalu banggakan.
Kita mungkin sering melihat, ada sekali seseorang yang baru saja memiliki jabatan kecil di masyarakat. Namun gayanya sudah sok-sokan, apa-apa minta dihormati dengan sehormat-hormatnya. Ia minta sangat dihormati bak presdien, serasa ia menjadi manusia yang gila hormat. Membuat orang lain seolah bertanya, kenapa dia baru saja mempunyai jabatan sekecil itu namun minta dilayani dan dihomrati sejadi-jadinya. Mengharap dihormati memang boleh, itu adalah hak semua manusia. Memang semua manusia wajib saling menghormati satu sama lain. Namun berharap dihormati dengan sangat padahal bukanlah siapa-siapa itu adalah sesuatu yang bisa membuat orang lain tak sukda dengan kita. Bukan senang jadinya, justru terkadang hanya menjadi formalitas senyuman kepada kita.
Kita akan dihormati jika memang kita punya kapasitas dihormati. Seseorang akan menghormati kita dengan sendirinya saat kita memang pantas dihormati. Tanpa diminta pun seseorang menjadi hormat kepada kita. Karena mereka tahu bahwa kita pantas dihormati. Namun selayaknya, kita hidup di dunia bukanlah mencari penghormatan dari manusia. Tidak mempunyai cita-cita untuk membuat orang lain hormat kepada kita. Kita hanya berusaha menjadi tehormat, bukan gila hormat. Menjadi terhormat adalah yang lebih membuat kita berbenah diri dan menjadi lebih baik. Sedangkan gila hormat, membuat kita berorientasi untuk mencari penghormatan dari orang lain.
Jadilah seperti padi, yang semain berisi semakin merunduk. Kiranya itulah yang paling utama dan sangat baik. Saat kita sudah memiliki atau mendapatkan kualitas pada diri kita. Entah itu jabatan, entah ilmu pengetahuan, entah itu berbagai kemampuan atau berbagai gelar-gelar tertentu. Hal itu semakin menjadikan kita berendah hati, membuat kita semakin menghormati orang lain bukan sebaliknya minta dihormati. Semakin berisi membuat kita menjadi orang yang berkepribadian sederhana, tak menyombongkan diri dan banyak gaya. Justru saat seseorang menjadi orang yang sederhana dan rendah hati, sosok tersebut justru terlihat sangat mulia.
"Orang yang selalu minta dihormati justru terlihat rendah, orang yang selalu menghormati justru terlihat istimewa derajat wibawanya".


0 komentar:

Posting Komentar