PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN
MATERI MENGIKUTI TATA TERTIB MELALUI METODE VARIASI
M. RIFA’I ABDILLAH, S.Pd
Alamat : Alamat : SD Negeri Sunan Giri
Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan
Abstrak:Mengajar adalah membimbing siswa sehingga ia mampu belajar. Guru memiliki peranan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Mengajar adalah membimbing siswa sehingga ia mampu belajar. Aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa seharusnya aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataan, seringkali guru yang aktif, siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif sehingga prestasi belajar mereka cenderung kurang. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar PKn pada materi mengikuti tata tertib di sekolah dan di rumah melalui metode variasi. Berdasarkan data empirik pada penelitian ini menunjukan bahwa .melalui metode variasi yang dilakukan peneliti mulai dari kondisi awal, siklus I maupun siklus II telah berhasil meningkatkan prestasi belajar PKn materi tata tertib di rumah dan di sekolah.
Kata kunci: Prestasi belajar PKn, tata tertib, variasi
Dunia pendidikan yang semakin mengikuti perkembangan jaman, semakin menguatkan para tenaga pendidik untuk terus berupaya memajukan mutu dan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan yang diharapkan. Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Depdiknas dalam UUSPN No. 20 tahun 2003, disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam pendidikan guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar dan memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar, oleh karena itu siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif sehingga prestasi belajar mereka cenderung kurang. Untuk meningkatkan prestasi belajar guru dituntut agar menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Penggunaan metode pembelajaran dalam prakteknya dapat digunakan sendiri-sendiri maupun dikombinasikan dengan beberapa metode lainnya, seperti metode ceramah tanya jawab dan tugas; ceramah, diskusi dan tugas; ceramah, demonstrasi dan eksperimen.
Pembahasan berikut peneliti ambil dari pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996). Dalam prakteknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar.
Pada saat peneliti melakukan penelitian pada pembelajaran mata pelajaran Pkn di kelas 1 SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan dengan kompetensi dasar mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah yang dilaksanakan tanggal 14 Maret 2011 diperoleh data sebagai berikut: (1) jumlah siswa kelas 1 sebanyak 25 orang siswa, (2) sebanyak 19 orang atau 76% siswa mendapat nilai di bawah KKM (63), (3) siswa tidak aktif pada saat proses pembelajaran, (4) dari 15 orang siswa yang di berikan pertanyaan hanya 7 orang yang bisa menjawab dengan benar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah penggunaan metode pembelajaran bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 pada materi mengikuti tata tertib di sekolah dan di rumah.
METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan karakteristiknya sebagai berikut: 1) Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, 2) Dilaksanakan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dengan teman sejawat, 3) Dilaksanakan dalam rangkaian dua siklus, 4) Dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar, 5) Di dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus sebagai praktisi juga melaksanakan refleksi.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran (Arikunto dkk., 2008: 58). Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi (Mulyasa, 2010: 70-71).
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas I SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan dengan jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 25 orang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Waktu Penelitian dilaksanakan dari tanggal 14 Maret sampai dengan 28 Maret 2011 .
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
Tujuan perbaikan
|
1
|
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran
|
28 Februari 2011
| |
2
|
Pengumpulan data, analisis data, refleksi, menyusun rencana perbaikan siklus 1,
|
28 Februari –
5 Maret 2011
| |
3
|
Pelaksanaan perbaikan siklus 1
|
14 Maret 2011
|
Siswa senang terhadap pelajaran PKn
Siswa aktif mengikuti pelajaran PKn
|
4
|
Pengumpulan data,analisis data, refleksi, menyusun rencana perbaikan siklus 2
|
14 - 18 Maret 2011
| |
5
|
Pelaksanaan perbaikan siklus 2
|
19 Maret 2011
|
Siswa mampu bercerita berdasarkan gambar
|
6
|
Pengumpulan data, refleksi, menyusun laporan PTK
|
Di mulai tanggal
19 Maret 2011
|
Penelitian ini terbagi dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Tiap siklus menggunakan langkah-langkah perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), Pengamatan (Observasi), dan refleksi.
Dari gambaran di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut; tindakan dimulai dari adanya ide awal yang muncul karena adanya kekurangan-kekurangan pada rencana pembelajaran (sebelum perbaikan), setelah berkonsultasi dengan teman sejawat, peneliti kemudian melakukan perencanaan untuk melakukan tindakan perbaikan yaitu dengan penggunaan metode bervariasi (metode ceramah, tanya jawab dan unjuk kerja). Kegiatan perencanaan ini dimulai dengan membuat skenario pembelajaran RPP 1 dan RPP 2 yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan perbaikan, materi, metode pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian. Selain itu, peneliti juga menyusun lembar
observasi yang akan digunakan oleh teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran.
Kemudian peneliti melaksanaan tindakan siklus 1 yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini peneliti mendapatkan beberapa masukan dari hasil observasi dan refleksi yaitu (1) jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 55 orang amat sulit untuk pembelajaran yang kondusif. (2) penggunaan metode hanya metode ceramah saja (klasikal) menyebabkan munculnya kejenuhan siswa dalam belajar, (3) media yang gunakan hanya gambar yang ada pada buku paket PKn kelas 1, sehingga siswa bosan.
Berdasar pada hal tersebut, maka peneliti/guru melanjutkan pada siklus 2 dengan melakukan perbaikan sebagai berikut (1) penggunaan metode bervariasi dalam pembelajaran (ceramah, tanya jawab, dan tugas), (2) media yang digunakan peneliti antisipasi dengan menempelkan gambar secara tersusun di depan kelas, kemudian siswa menceritakan berdasarkan gambar tersebut.
Jika hasil yang diperoleh pada siklus 2 ini keberhasilan siswa mencapai 75%, maka tindakan perbaikan dianggap optimal, kemudian peneliti menyimpulkan hasil dari tindakan perbaikan siklus 2 ini. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh pengamat/observer yang bertugas mengamati selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu pengamat memberikan komentar melalui lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data Siklus I
Tahap Perencanaan
Pada siklus I dilaksanakan dengan waktu 1 x 40 menit. Tindakan yang dilakukan adalah: a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian, b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah yang meliputi : ruang belajar, buku pelajaran (Buku PKn SDN Kelas I (BSE), c) Menyiapkan Lembar Penilaian Unjuk Kerja, d) Menyiapkan Lembar Evaluasi e) Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat.
Tahap Pelaksanaan
Tindakan pada siklus pertama yaitu pada tanggal 14 Maret 2011. Adapun tahap-tahap pelaksanaan pada siklus I yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan (± 5 Menit). Pada kegiatan pendahuluan guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) Kegiatan Inti (± 25 Menit). Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada pada buku paket yang ada pada halaman 69 kemudian guru meminta siswa untuk bercerita menurut pendapatnya dari gambar 1 dan 2 yang ada pada buku paket halaman 69
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang penting dalam PTK. Setelah peneliti/guru melakukan tindakan perbaikan siklus 1, peneliti mendatangi observer untuk berdiskusi, mengidentifikasi dan menganalisis apa saja kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dari hasil pelaksanaan tindakan perbaikan siklus 1, peneliti mendapatkan beberapa kekurangan yaitu (1) jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 15 orang amat sulit untuk pembelajaran yang kondusif. (2) penggunaan metode hanya metode ceramah saja (klasikal) menyebabkan munculnya kejenuhan siswa dalam belajar, (3) media yang gunakan hanya gambar yang ada pada buku paket PKn kelas 1, sehingga siswa bosan.
Refleksi
Setelah hasil observasi diidentifikasi dan dianalisis, peneliti melakukan refleksi apa saja yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. dari hasil refleksi didapatkan bahwa tindakan harus dilanjutkan ke siklus 2 dengan beberapa perbaikan yaitu (1) penggunaan metode bervariasi dalam pembelajaran (ceramah, tanya jawab, dan tugas), (2) media yang digunakan peneliti antisipasi dengan menempelkan gambar secara tersusun di depan kelas, kemudian siswa menceritakan berdasarkan gambar tersebut.
Hasil Penelitian Siklus I
Hasil observasi dari teman sejawat memperlihatkan bahwa dalam tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama yang dilakukan guru belum sesuai harapan. Terdapat kelebihan penggunaan bervariasi pada siklus pertama yaitu siswa hasil prestasi siswa terdapat kenaikan, sedangkan kekurangannya siswa merasa jenuh dengan metode dan sumber belajar yang kurang menarik. Pada saat dilakukan refleksi dapat diketahui bahwa penggunaan metode bervariasi dalam materi tata tertib pada siswa kelas I SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan belum berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa seperti yang ditentukan.
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus pertama, belum terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar. Belum berhasilnya tindakan perbaikan siklus pertama disebabkan guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah dan sumber belajar yang digunakan hanya buku paket Pkn saja. Selain itu guru juga belum maksimal dalam menggunakan bervariasi. Guru pada siklus pertama ini masih banyak menggunakan metode ceramah, kurang melakukan tanya jawab, dan tugas diberikan hanya pada saat siswa mengisi soal.
Dengan memperbaiki kekurangan tersebut pada akhir pertemuan siklus pertama, guru memperoleh hasil penelitian yaitu: terjadi peningkatan nilai rata-rata yang pada pembelajaran sebelumnya adalah 58,44 meningkat menjadi 61,8. Pada pembelajaran sebelumnya terdapat 6 siswa tuntas belajar atau 24%. Pada siklus pertama meningkat menjadi 10 siswa tuntas belajar atau 40%. Namun peningkatan tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan dari penelitian ini, yaitu ketuntasan belajar belum mencapai 75%, sehingga peneliti melanjutkan pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua.
Analisis Data Siklus II
Tahap Perencanaan
Pada siklus II dilaksanakan dengan waktu 1 x 40 menit. Tindakan yang dilakukan adalah : (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung untuk pelaksanaan pelajaran yang meliputi : ruang belajar, buku pelajaran, lembar penilaian unjuk kerja, lembar evaluasi, lembar observasi untuk teman sejawat dan siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Adapun tahap-tahap pelaksanaan pada siklus II yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan (± 5 Menit) yang meliputi kegiatan apersepsi, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) Kegiatan Inti (± 25 Menit). Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran, guru menempelkan gambar secara tersusun, guru menunjuk 5 orang siswa untuk bercerita berdasarkan gambar yang telah ditempel, guru dan siswa memberikan pujian dalam bentuk tepuk tangan kepada siswa yang telah selesai bercerita, guru meminta siswa untuk memperagakan saling memaafkan dengan teman di depan kelas, (3) Penutup (± 10 Menit) yang meliputi kegiatan: guru bersama siswa membuat rangkuman, guru mengevaluasi hasil pembelajaran
Observasi
Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil penilaian kerja siswa, dan hasil obervasi teman sejawat. Instrumen yang di observasi terdiri dari: (1) Kegiatan Pra pembelajaran, (2) Kegiatan Membuka Pelajaran, (3) Kegiatan Inti Pembelajaran (4) Penutup
Refleksi
Hasil refleksi dari kegaiatan perbaikan siklus 2 peneliti mendapatkan bahwa masih ada 5 orang atau 20% yang masuk pada kriteri belum berhasil sedangkan siswa yang dinyatakan berhasil mencapai 80% atau 20 orang. Maka tindakan perbaikan pembelajaran peneliti hentikan pada siklus 2 ini karena sudah mencapai lebih dari 75%.
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil refleksi setelah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus kedua yaitu dengan penggunaan bervariasi materi tata tertib mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi siswa.
Dari 15 siswa pada siklus pertama yang belum berhasil mencapai batas kriteria ketuntasan minimum 63, pada siklus kedua telah berhasil mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimum 63 walaupun masih terdapat 5 siswa yang belum berhasil.
Data hasil penelitian pada siklus kedua ternyata siswa yang tuntas belajar meningkat yaitu mencapai kriteria ketuntasan belajar 80% atau sebanyak 20 orang siswa dan rata-rata kelas mencapai 66,84. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan secara signifikan mencapai 40%, masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas belajar. Dengan demikian peneliti memutuskan penelitian ini diakhiri pada siklus kedua, karena kriteria keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai. Berikut ini peneliti sajikan Tabel Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Sebelumnya, Siklus 1, dan Siklus 2
No
|
Nama siswa
|
Nilai
| ||
Sebelum Perbaikan (RP
|
Siklus 1
|
Siklus 2
| ||
1
|
Alfin Abdi Islamia
|
50
|
55
|
63
|
2
|
Ana Billa
|
55
|
55
|
65
|
3
|
Anindita Refandini Putri
|
60
|
60
|
60
|
4
|
Anindya Putri Hastia
|
60
|
65
|
70
|
5
|
Atika Maulidiyanti
|
60
|
65
|
70
|
6
|
Aureiza Mahalia K Akis
|
50
|
60
|
70
|
7
|
Dewi Masyitha
|
50
|
55
|
70
|
8
|
Dila Maulana
|
60
|
60
|
65
|
9
|
Ferci Firman
|
60
|
65
|
65
|
10
|
Jihan Syahirah Alfiah
|
50
|
60
|
63
|
11
|
Moch. Wildan Ardiansyah
|
55
|
55
|
50
|
12
|
Muchamad Jaelani
|
70
|
70
|
70
|
13
|
Muhammad Rosul
|
70
|
70
|
70
|
14
|
M. Syahrul Hikam As. S.
|
75
|
75
|
75
|
15
|
Muhammad Yusuf
|
65
|
60
|
60
|
16
|
Nuril Bayan
|
50
|
60
|
65
|
17
|
Putri Aprilia Sari
|
65
|
65
|
70
|
18
|
Ramzia Absal Kamil
|
56
|
60
|
80
|
19
|
Reza Azabab Ramadhani
|
60
|
60
|
60
|
20
|
Rima Puspita Sari
|
55
|
60
|
65
|
21
|
Roichatul Wardah
|
60
|
60
|
65
|
22
|
Salman Alfarizi
|
60
|
65
|
80
|
23
|
Silvi Ramadini
|
50
|
60
|
60
|
24
|
Siti Sumairoh
|
55
|
60
|
70
|
25
|
M. Faizun Sakur
|
60
|
65
|
70
|
Jumlah
|
1461
|
1545
|
1671
| |
Rata-rata
|
58,44
|
61,8
|
66,84
|
Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai tertinggi pada rencana pembelajaran yaitu 75 sebanyak 1 orang siswa dan nilai terendah adalah 50 sebanyak 6 orang siswa, sedangkan nilai tertinggi pada siklus 1 adalah 75 sebanyak 1 orang siswa dan nilai terendah 55 sebanyak 4 orang siswa, dan pada siklus ke 2 nilai tertinggi adalah 80 sebanyak 2 orang siswa dan terendah 50 sebanyak 1 orang siswa.
Dari data pada tabel di atas dapat penulis jelaskan peningkatan prestasi belajar dari tiap siklus sebagai berikut: Pada pembelajaran sebelumnya terdapat 6 siswa dari 25 siswa tuntas belajar. Pada siklus pertama meningkat menjadi 10siswa dari 25siswa tuntas belajar. Pada siklus kedua jumlah siswa tuntas belajar kembali mengalami peningkatan menjadi 20 siswa dari 25siswa.
Penurunan data dari siswa yang belum tuntas belajar sebagai berikut: Pada pembelajaran sebelumnya terdapat 19 siswa dari 25 siswa belum tuntas belajar. Pada siklus pertama jumlah siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan menjadi 15 siswa yang belum tuntas belajar atau. Penurunan jumlah siswa terjadi dengan signifikan pada siklus kedua yaitu menjadi 5 siswa yang belum tuntas belajar.
Di bawah ini, peneliti sajikan hasil rekapitulasi ketuntasan belajar siswa tiap siklus.
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Tiap Siklus
No
|
Uraian
|
Siswa Tuntas Belajar
|
Siswa Belum
Tuntas Belajar
| ||
Frekuensi
|
%
|
Frekuensi
|
%
| ||
1
|
Pembelajaran sebelumnya
|
6
|
24
|
19
|
76
|
2
|
Siklus
Pertama
|
10
|
40
|
15
|
60
|
3
|
Siklus
Kedua
|
20
|
80
|
5
|
20
|
Berdasarkan data pada tabel di atas siswa yang tuntas belajar dari pembelajaran sebelumnya sampai tindakan siklus kedua selalu mengalami peningkatan. Pada pembelajaran sebelumnya jumlah siswa yang tuntas belajar 6 siswa (24%), meningkat setelah diadakaan siklus pertama menjadi 10 siswa (40%), jumlah siswa tuntas belajar kembali meningkat setelah siklus kedua menjadi 20 siswa (80%).
Sementara siswa yang belum tuntas belajar pada pembelajaran sebelumnya adalah 19 siswa (76%), setelah siklus pertama menurun menjadi 15 siswa (60%), penurunan kembali terjadi setelah siklus kedua manjadi 5 siswa (20%).
Untuk lebih jelasnya, penulis sajikan gambar hasil ketuntasan belajar dari pembelajaran sebelumnya sampai dengan tindakan perbaikan siklus kedua dalam bentuk grafik jumlah ketuntasan belajar siswa sebagai berikut:
Grafik Jumlah Ketuntasan Belajar Tiap Siklus
Tampak pada gambar grafik persentase ketuntasan belajar tiap siklus di atas, bahwa tindakan perbaikan pembelajaran terhadap siswa kelas 1 SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan materi Tata tertib mata pelajaran PKn telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penilitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus I dan siklus II dengan penggunaan metode bervariasi telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata tiap siklus yang mengalami kenaikan. Pada pembelajaran sebelumnya, dari 25 siswa diperoleh rata-rata nilai untuk materi tatatertib adalah 58,44, siklus I mengalami kenaikan menjadi 61,8, dan pada siklus II kembali mengalami kenaikan nilai rata-rata menjadi 66,84.
Data empirik pada penelitian ini menunjukan bahwa tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mulai dari kondisi awal, siklus I maupun siklus II telah berhasil meningkatkan prestasi belajar PKn materi Tatatertib dan keaktifan bagi kelas I SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.
Saran-saran
Sesuai dengan refleksi dari kesimpulan hasil pembahasan dapat disaran sebagai berikut: (1) hendaknya metode bervariasi dapat dijadikan alternative model pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada semua kompetensi dasar, (2) siswa hendaknya lebih bersemangat dalam menggunakan metode ini, (3) guru hendaknya bersikap kreatif daninovatif dalam menyusun strategi dan pendekatan pembelajaran serta menyajikan proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mulyasa, H.E.2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar