Antara Impian dan Takdir
Sinta Rahayu Pratiwi. Biasa dipanggil Ayu, adalah seorang remaja
berasal dari Surabaya yang saat ini berusia 11 tahun. Ayu adalah seorang gadis
remaja yang berketurunan dari keluarga yang sederhana, ayahnya bekerja sebagai
buruh tani, dan ibunya bekerja sebagai pelayan toko, sedangkan Ayu juga
memiliki dua orang adik perempuan yaitu Dewi dan Samsul yang keduanya masih
sekolah di sekolah dasar. Sejak kecil Ayu mempunyai impian menjadi dokter gigi
di Jawa Timur.
Perjalanan ini dimulai sejak ia berusia 14 tahun, yang nasibnya
malang sekarang ini. Saat itu, Ayu beserta keluarganya akan pulang ke kampung
halamannya di Sumenep, Madura untuk berlibur di sana. Perjalanan dari Surabaya
hingga dapat tiba di Madura mereka tempuh dengan menumpangi bus dan kemudian
dilanjutkan menyeberangi Laut Jawa dengan menggunakan Kapal Feri. Berbagai
rangkaian acara yang menyenangkan untuk mengisi liburan telah mereka siapkan
jika sudah tiba di Kalimantan, namun takdir merubah segalanya.
Kapal yang mereka tumpangi terbakar yang hanya tinggal puing-puing
kapal yang tersisa. Korban yang hilang dan belum ditemukan saat itu mencapai
183 penumpang, termasuk kedua orangtua Ayu, dan juga kedua saudaranya, Dewi dan
Samsul. Sementara Ayu, ia selamat dari peristiwa terbakarnya kapal feri itu.
Namun Ayu masih terbaring lemas di posko perawatan dari tim SAR, ada sedikit
luka bakar dan lebam di kulitnya.
2 minggu setelah peristiwa mengenaskan tersebut, keluarga Ayu
ditemukan dalam keadaan yang sudah tak bernyawa. Mengetahui keluarganya sudah
tiada, Ayu tetap tabah dan ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan oleh
Tuhan kepadanya dan keluarganya. Salah satu petugas dari tim SAR merasa iba
dengan keadaan Ayu saat itu, ia memutuskan untuk menitipkan Ayu ke Panti Asuhan
Al Ihlas di Surabaya.
3 tahun berlalu, kehidupan Ayu berubah menjadi lebih baik. Ia
diasuh oleh pasangan suami-istri yang berketurunan dari keluarga yang sangat
kaya yang bertempat tinggal di Jakarta. Karena mereka memutuskan untuk
mengadopsi seorang anak dari panti asuhan. Ayu bersekolah di sekolah sangat
favorit di Jakarta dan setiap harinya diantar jemput oleh seorang sopir pribadi
ayah angkatnya, Pak Jupri.
Suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan keluarganya yang sedang
bermain bersenang-senang tetapi tidak dengan Ayu. Ibunya memberi pesan
kepadanya, “Nak, jangan bersedih. Suatu hari nanti kita akan bertemu kembali ke
dunia yang lebih kekal. Teruskan langkahmu, raihlah cita-citamu setinggi
impianmu menggapai langit, sayang. Ayah dan ibu akan selalu ada di sini, tepat
di hati kecilmu. We love you, Ayu.”
Sejak saat itu, Ayu terus berjuang serta berusaha dan disertai
dengan do’a untuk menggapai cita-citanya. 4 tahun kemudian, berkat kegigihan Ayu
ia mendapatkan beasiswa kedokteran dan berhasil meraih cita-citanya untuk
menjadi seorang dokter gigi di Jawa Timur.
0 komentar:
Posting Komentar