Rabu, 16 Agustus 2017

2. Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel

ABSTRAK
 


Abdillah, Rifai. 2012. Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kata-kata Kunci : peningkatan motivasi, minat, membaca

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/ MI dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik/ siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.
Dalam kajian penelitian ini dikhususkan pada kagiatan membaca. Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya (Supriadi, dkk, 1995).        Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun (rendah), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar siswa rendah).
Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsik. Sedangkan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif represif. Suatu kegiatan aktif represif membaca dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai komponen.
Objek penelitian ini adalah di kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa kelas I sebanyak 17 orang siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 8 perempuan.
Hasil penelitian ini didapatkan antara lain (a) hasil evaluasi proses belajar tumbuh minat membaca setelah termotivasi minat siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi mencapai nilai rata-rata siklus I (75,2%) dan siklus II (97,6 %) berarti ada peningkatan sebesar (22,4 %), dan (b) hasil belajar siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata kelas memperoleh pada siklus I (78,04) dan siklus II % (88,12) berarti ada peningkatan sebesar (10,08).

Saran-saran yang muncul setelah penelitian adalah (a) agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat, siswa harus memiliki minat yang tinggi dalam prosses pembelajaran, dan (b) agar hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya guru menumbuhkan minat siswa dengan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran.



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/ MI dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa standar kompetensi bahasa Indon esia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik/ siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar baik secara lisan mapun tertulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan; memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat. (2) berbicara; menggunakan wacan lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi, dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancaea, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku danberbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. (3) membaca; menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. (4) menulis: melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kepribadian.
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu : keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran. Hal ini didukung oleh keterampilan berbahasa.
            Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar.
            Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip pendapat psikolog, siswa yang hanya belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “Tidak“ dapat menyerap dan memahami pengetahuan dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “ serba tahu “ di dalam kelas.
            Sejalan dengan teori belajar bermakna Ausubel (1963) dikemukakan bahwa kebermaknaan belajar ditandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan Substantif aspek-aspek konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan yang terdapat di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif, maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, (2) hasil belajar yang diperoleh bersifat tahan lama “ Actual “ eksperimental berbasis paa pengalaman pribadi dan minat.
            Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa  gemar belajar.
Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
            Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.
            Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri (refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
            Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya (Supriadi, dkk, 1995).
            Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “ reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk (1992).
            Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun (rendah), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar siswa rendah).
            Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang berjudul “Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013“.
            Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian tindakan kelas ini melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini rumusan masalahnya sebagai berikut :
1)      Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013?
2)      Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat ?
Alokasi waktu penelitian ini selama satu semester, tepatnya semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan Pokok Bahasan “Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013“.


1.3    Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui bahwa dengan menumbuhkan “minat membaca” dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
2)      Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia meningkat pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4    Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi siswa, guru, kepala sekolah dan pejabat di lingkungan Dinas P dan K Kabupaten Pasuruan sebagai berikut :
1)      Berguna bagi siswa setelah mengetahui kekurangan dan kelemahannya, minat membaca akan terus ditingkatkan sehingga prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia siswa dapat meningkat.
2)      Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan balikan refleksi diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui menumbuhkan minat membaca dengan cara yang tepat sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa meningkat.
3)      Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan bagi guru-guru dalam mengambil langkah-langkah menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa meningkat secara optimal.
4)      Bagi pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan bermanfaat sebagai bahan balikan dalam memberikan pembinaan kepada bawahannya agar keterampil berbahasa dan prestasi belajar siswa meningkat.

1.5    Asumsi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan disadari sebagai berikut :
1.      Minat membaca siswa kelas I Sekolah Dasar dapat diukur dengan menggunakan alat pengumpul data pengamatan langsung (observasi) atau observasi buku raport.
2.      Prestasi belajar keterampilan bahasa Indonesia siswa, sebagaimana dalam buku raport merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik valid dan variabel sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis.

1.6    Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan Kelas ini dibatasi sebagai berikut :
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.8   Definisi Operasional
            Dengan berdasarkan perasalahan atau pernyataan penelitian di atas beberapa istilah yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, serta menghindari salah penafsiran dan salah pengertian dalam mengimplementasikan masalah penelitian.
1)      Menumbuhkan Minat Membaca
Menumbuhkan adalah mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada pada diri siswa yang terkait dengan minat ditingkatkan agar motivasi intrinsiknya dapat meningkat.
2)      Yang dimaksud “minat“  adalah kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima pengaruh dari dunia luar dirinya. Minat yang bersifat tetap merupakan motivasi intrinsik.
3)      Yang dimaksud membaca adalah membaca lanjutan.
4)      Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar secara proporsional antara guru, siswa dan lingkungan satu sama lain yang saling terkait. Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau melihat raport siswa. Mengetahui kondisi siswa seutuhnya sangat perlu untuk mengetahui strategi pembelajaran seperti “falsafah pisau” semakinsering diasah semakin tajam. Kondisi siswa yang bervariasi perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan ketertiban. Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya kedisplinan soal waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung jawab, baik di sekolah maupun di rumah. Guru harus bias menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengadakan evaluasi secara konsisten dengan alat evaluasi yang valid sehingga prestasi keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat.
5)      Penelitian Tindakan
Yang dimaksud penelitian tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis refleksi terhadap apa yang secara actual terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini adalah proses (aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa-siswi, guru-siswa) dan bahan tugas pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca dan menulis hal ini satu sama lain yang saling terkait) selama pembelajaran berlangsung

Butuh File Lengkap??? Silahkan Klik Link Download disini!!!

0 komentar:

Posting Komentar