ABSTRAK
Abdillah, Rifai. 2012. Meningkatkan
Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas
I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013
Kata-kata Kunci : peningkatan
motivasi, minat, membaca
Berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar tingkat SD/ MI dan Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar
bahwa standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik/ siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.
Dalam kajian
penelitian ini dikhususkan pada kagiatan membaca. Karena membaca adalah kunci
pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca
dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena
mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada
mendengarkan informasi.
Dapat dikatakan bahwa membaca
merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil
dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk
pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap
hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan
negaranya (Supriadi, dkk, 1995). Kenyataan
di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun (rendah), yang
implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga
rendah (Hasil belajar siswa rendah).
Minat adalah
kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia luar diri siswa.
Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsik. Sedangkan membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif represif. Suatu kegiatan
aktif represif membaca dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai
komponen.
Objek penelitian
ini adalah di kelas I SDN Sunan Ampel
Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan
jumlah siswa kelas I sebanyak 17 orang siswa
yang terdiri dari 9 laki-laki dan 8 perempuan.
Hasil penelitian
ini didapatkan antara lain (a) hasil evaluasi
proses belajar tumbuh minat membaca setelah termotivasi minat siklus I dan
siklus II, refleksi dan rekomendasi mencapai nilai rata-rata siklus I (75,2%)
dan siklus II (97,6 %) berarti ada peningkatan sebesar (22,4
%), dan (b) hasil belajar siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata kelas
memperoleh pada siklus I (78,04) dan siklus II
% (88,12) berarti ada peningkatan sebesar (10,08).
Saran-saran yang
muncul setelah penelitian adalah (a) agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat,
siswa harus memiliki minat yang tinggi dalam prosses pembelajaran, dan (b) agar
hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya guru menumbuhkan
minat siswa dengan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran.
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/ MI dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa standar kompetensi
bahasa Indon esia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik/ siswa yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa
untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar baik secara lisan mapun
tertulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan; memahami
wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman,
berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, serta karya sastra
berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat. (2)
berbicara; menggunakan wacan lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan
informasi, dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana,
wawancaea, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi berbagai peristiwa
dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil
pengamatan, pemahaman isi buku danberbagai karya sastra untuk anak berbentuk
dongeng, pantun, drama, dan puisi. (3) membaca; menggunakan berbagai jenis
membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya
sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. (4)
menulis: melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat,
pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan ringkasan, parafrase, serta
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Melalui pembelajaran,
penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan,
karakter dan kepribadian.
Hal
ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi
pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu : keterpaduan antara
materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara
pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan
lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekankan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana,
alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar program
pembelajaran (GBPP) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun
program pembelajaran. Hal ini didukung oleh keterampilan berbahasa.
Namun pengalaman menulis selama ini
dengan cara belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari
ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi
jenuh dan tidak ada minat belajar.
Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip
pendapat psikolog,
siswa yang hanya belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “Tidak“ dapat
menyerap dan memahami pengetahuan dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar
bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “ serba
tahu “ di dalam kelas.
Sejalan dengan teori belajar
bermakna Ausubel (1963) dikemukakan bahwa kebermaknaan belajar ditandai oleh
munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan Substantif aspek-aspek
konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan yang terdapat
di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif,
maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, (2) hasil belajar yang
diperoleh bersifat tahan lama “ Actual “ eksperimental berbasis paa pengalaman
pribadi dan minat.
Waktu belajar siswa yang selama ini
digunakan guru untuk ceramah, hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka
dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan
belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui
cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar.
Karena
membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana
mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu
dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam
pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
Adapun yang menjadi dasar mempelajari
suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama
bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak
untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia
yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.
Mengerti dan memahami bahasa yang
digunakan di buku-buku membantu siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa
memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di
sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui
kritik diri (refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa
merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang
tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Dapat dikatakan bahwa membaca
merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil
dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian,
mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang
baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya
(Supriadi, dkk, 1995).
Dalam hal ini siswa dituntut sering
belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar
untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya
meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara
berangsur-angsur menjadi “ reading to
learn”. Sehingga siswa kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa
(membaca), Muchlisoh,dkk (1992).
Kenyataan di lapangan membuktikan
bahwa minat membaca sangat menurun (rendah), yang implikasinya terhadap
prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar
siswa rendah).
Atas dasar kenyataan itu penulis
mengadakan penelitian kelas yang berjudul “Meningkatkan
Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas
I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013“.
Dengan maksud setelah selesai
melakukan penelitian tindakan kelas ini melalui refleksi diri guru dan siswa,
diharapkan siswa terampil dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya
meningkat.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1) Apakah
dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia pada siswa Kelas I SDN
Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013?
2) Bagaimana
cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa Kelas I SDN
Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat ?
Alokasi waktu
penelitian ini selama satu semester, tepatnya semester I Tahun Pelajaran 2012/2013
dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan Pokok Bahasan “Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I
SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada semester I Tahun
Pelajaran 2012/2013“.
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :
1) Untuk
mengetahui bahwa dengan menumbuhkan
“minat membaca” dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa Kelas I SDN
Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
2) Untuk
mengetahui cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia
meningkat pada siswa Kelas I SDN
Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.4
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini berguna dan bermanfaat bagi siswa, guru, kepala sekolah dan pejabat di
lingkungan Dinas P dan K Kabupaten Pasuruan sebagai berikut :
1) Berguna
bagi siswa setelah mengetahui kekurangan dan kelemahannya, minat membaca akan
terus ditingkatkan sehingga prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia
siswa dapat meningkat.
2) Bagi
guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan balikan refleksi
diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui menumbuhkan minat
membaca dengan cara yang tepat sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa
meningkat.
3) Bagi
Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan bagi
guru-guru dalam mengambil langkah-langkah menumbuhkan minat membaca agar
prestasi siswa meningkat secara optimal.
4) Bagi
pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan bermanfaat sebagai
bahan balikan dalam memberikan pembinaan kepada bawahannya agar keterampil
berbahasa dan prestasi belajar siswa meningkat.
1.5
Asumsi Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan disadari sebagai berikut :
1. Minat
membaca siswa kelas I Sekolah Dasar dapat diukur dengan menggunakan alat pengumpul
data pengamatan langsung (observasi) atau observasi buku raport.
2. Prestasi
belajar keterampilan bahasa Indonesia siswa, sebagaimana dalam buku raport
merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik valid dan variabel sehingga dapat
digunakan sebagai bahan analisis.
1.6
Ruang Lingkup penelitian
Ruang
lingkup penelitian tindakan Kelas ini dibatasi sebagai berikut :
Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I
SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada Semester I Tahun
Pelajaran 2012/2013.
1.8
Definisi Operasional
Dengan berdasarkan perasalahan atau
pernyataan penelitian di atas beberapa istilah yang digunakan dijabarkan
operasionalnya demi kejelasan, serta menghindari salah penafsiran dan salah
pengertian dalam mengimplementasikan masalah penelitian.
1) Menumbuhkan
Minat Membaca
Menumbuhkan adalah
mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada pada diri siswa yang terkait
dengan minat ditingkatkan agar motivasi intrinsiknya dapat meningkat.
2) Yang
dimaksud “minat“ adalah kesediaan jiwa
yang aktif untuk menerima pengaruh dari dunia luar dirinya. Minat yang bersifat
tetap merupakan motivasi intrinsik.
3) Yang
dimaksud membaca adalah membaca lanjutan.
4) Meningkatkan
keterampilan berbahasa Indonesia adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi
belajar secara proporsional antara guru, siswa dan lingkungan satu sama lain
yang saling terkait. Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau
melihat raport siswa. Mengetahui kondisi siswa seutuhnya sangat perlu untuk
mengetahui strategi pembelajaran seperti “falsafah pisau” semakinsering diasah
semakin tajam. Kondisi siswa yang bervariasi perlu mendapatkan perhatian khusus
dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan ketertiban.
Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya kedisplinan
soal waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung jawab, baik
di sekolah maupun di rumah. Guru harus bias menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, mengadakan evaluasi secara konsisten dengan alat evaluasi yang
valid sehingga prestasi keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat.
5) Penelitian
Tindakan
Yang dimaksud
penelitian tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis refleksi
terhadap apa yang secara actual terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini adalah
proses (aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa-siswi, guru-siswa)
dan bahan tugas pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak,
berbicara, membaca dan menulis hal ini satu sama lain yang saling terkait)
selama pembelajaran berlangsung
Butuh File Lengkap??? Silahkan Klik Link Download disini!!!
0 komentar:
Posting Komentar