Rabu, 16 Agustus 2017

1. Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Pada Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel

ABSTRAK

M. Rifa’i Abdillah. 2014. Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Pada Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015

Kata-kata Kunci : media kartu kata, membaca nyaring, kalimat sederhana

Bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri (refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Ada berbagai alternatif yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa, misalnya, pemilihan metode yang tepat, pemilihan materi yang sesuai lingkungan siswa, pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai, atau penggunaan pendekatan pembelajaran tertentu.  Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran diasumsikan dapat membantu siswa menguasai kompetensi tertentu.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas IA sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 14 siswi perempuan. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media kartu kata berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada setiap siklus yang mengalami peningkatan yaitu masing-masing Prasiklus 45%, Siklus I 65%, dan Siklus II 90%. Pada siklus II ketuntasan secara klasikal sudah tercapai karena batas ketuntasan secara klasikal sebesar 85% sementara hasil siswa mencapai 90%. Jika dilihat dari rata-rata kelas, pada awal siklus rata-rata kelas sebesar 63,84, pada siklus I meningkat menjadi 70,84, dan siklus II menjadi 87,03.

Saran-saran yang tertuang dalam penelitian ini adalah (a) Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan persiapan matang sehingga  guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan media tertentu sehingga diperoleh hasil yang maksimal, (b) Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa Kelas I dalam membaca nyaring, guru hendaknya sering memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai, (c) Perlu adanya penelitian lebih lanjut karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015, dan (d) Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran  agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Karakteristik  pembelajaran  pada  setiap  satuan  pendidikan  terkait  erat  pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang  dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut  memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh  melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.  Keterampilan  diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut  serta mempengaruhi karakteristik standar  proses.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar baik secara lisan mapun tertulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 aspek: (1) mendengarkan; memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat. (2) berbicara; menggunakan wacan lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi, dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancaea, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku danberbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. (3) membaca; menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. (4) menulis: melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kepribadian.
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu : keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran. Hal ini didukung oleh keterampilan berbahasa.
Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar. Muchlisoh, dkk (1998:5) mengutip pendapat psikolog, siswa yang hanya belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “Tidak“ dapat menyerap dan memahami pengetahuan dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “serba tahu“ di dalam kelas.
            Sejalan dengan teori belajar bermakna dalam dijelaskan bahwa kebermaknaan belajar ditandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan Substantif aspek-aspek konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan yang terdapat di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif, maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, dan (2) hasil belajar yang diperoleh bersifat tahan lama “Actual eksperimental” berbasis pada pengalaman pribadi dan minat.
            Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa  gemar belajar. Karena membaca adalah kunci pokok di dalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan memahami apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.
Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar (membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri (refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya (Supriadi, dkk, 1995).
Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah “Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “reading to learn”. Sehingga siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015 mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk (1992).        Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat minim sekali (rendah) yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar siswa rendah).
Berdasarkan kenyataan tersebut penulis mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Pada Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015“. Hal ini dimaksudkan setelah selesai melakukan penelitian tindakan kelas melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, maka penulis menyusun desain pemecahan masalah sebagai berikut :
1)      Bagaimanakah penggunaan media kartu kata dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring kalimat sederhana pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015?
2)      Apakah melalui penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca kalimat sederhana siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1)      Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring kalimat sederhana siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2)      Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan membaca nyaring kalimat sederhana dengan menggunakan media kartu kata pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015.

D.    Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan Sekolah.  Manfaatnya anatar lain:
1)      Bagi Guru, manfaat yang diperoleh  antara lain:
a.       Memberikan masukan yang bersifat praktis tentang upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran.
b.      Menambah wawasan dan keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahsaa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca awal.
c.       Sebagai inovasi di bidang pendidikan.
2)      Bagi Siswa, manfaat yang diperoleh antara lain :
a.       Dapat meningkatkan kemampuan membaca.
b.      Dapat meningkatkan dan membentuk kemampuan siswa berkomunikasi dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
3)      Bagi Sekolah, manfaat yang diperoleh  antara lain :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya mengefektifkan serta meningkatkan pengelolaan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sekolah dapat lebih memfasilitasi alat peraga, sarana serta prasarana yang mendukung terlaksananya pembelajaran Bahasa Indonesia.

Butuh File Lengkap Silahkan Klik Link Berikut ini ...... 

0 komentar:

Posting Komentar