ABSTRAK
M. Rifa’i Abdillah.
2014. Penggunaan Media
Kartu Kata Dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Pada Siswa Kelas I SDN
Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015
Kata-kata Kunci : media kartu kata, membaca nyaring, kalimat sederhana
Bahasa
merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Sehubungan dengan
kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri (refleksi) terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca
pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih
giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Ada berbagai alternatif yang dapat
digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa, misalnya, pemilihan
metode yang tepat, pemilihan materi yang sesuai lingkungan siswa, pemanfaatan
media pembelajaran yang sesuai, atau penggunaan pendekatan pembelajaran
tertentu. Penggunaan media pembelajaran
yang tepat dalam proses pembelajaran diasumsikan dapat membantu siswa menguasai
kompetensi tertentu.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel
Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa
kelas IA sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 14 siswi
perempuan. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan September
sampai dengan bulan Oktober 2014.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media kartu kata berdampak positif
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Hal ini dapat dilihat
dari hasil evaluasi siswa pada setiap siklus yang mengalami peningkatan yaitu
masing-masing Prasiklus 45%, Siklus I 65%, dan Siklus II 90%. Pada siklus II
ketuntasan secara klasikal sudah tercapai karena batas ketuntasan secara klasikal
sebesar 85% sementara hasil siswa mencapai 90%. Jika dilihat dari rata-rata
kelas, pada awal siklus rata-rata kelas sebesar 63,84, pada siklus I meningkat
menjadi 70,84, dan siklus II menjadi 87,03.
Saran-saran yang tertuang dalam penelitian
ini adalah (a) Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan persiapan matang
sehingga guru harus mampu menentukan
atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan media tertentu
sehingga diperoleh hasil yang maksimal, (b) Dalam rangka meningkatkan kemampuan
siswa Kelas I dalam membaca nyaring, guru hendaknya sering memanfaatkan media
pembelajaran yang sesuai, (c) Perlu adanya penelitian lebih lanjut karena hasil
penelitian ini hanya dilakukan di SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015, dan (d) Untuk penelitian yang serupa
hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar
pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Karakteristik pembelajaran
pada setiap satuan
pendidikan terkait erat
pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar
dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi.
Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan
(proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui
aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta
perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar
proses.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan
benar baik secara lisan mapun tertulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi
4 aspek: (1) mendengarkan; memahami wacana lisan berbentuk perintah,
penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa
dan benda disekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita,
drama, pantun dan cerita rakyat. (2) berbicara; menggunakan wacan lisan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi, dalam kegiatan perkenalan, tegur
sapa, percakapan sederhana, wawancaea, percakapan telepon, diskusi, pidato,
deskripsi berbagai peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi,
cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku danberbagai karya sastra
untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. (3) membaca;
menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks
panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan,
cerita, dan drama. (4) menulis: melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana,
petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan ringkasan,
parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan
pantun. Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat
mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kepribadian.
Hal ini sejalan
dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa
yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu : keterpaduan antara materi bahasa
dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran
bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan
hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan
evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran
(GBPP) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran.
Hal ini didukung oleh keterampilan berbahasa.
Namun
pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya
mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang
mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar. Muchlisoh,
dkk (1998:5) mengutip pendapat psikolog, siswa yang hanya belajar dengan mendengarkan
informasi dari guru “Tidak“ dapat menyerap dan memahami pengetahuan dengan
sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai
cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya
orang yang “serba tahu“ di dalam kelas.
Sejalan
dengan teori belajar bermakna dalam dijelaskan bahwa kebermaknaan belajar
ditandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan Substantif
aspek-aspek konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan
yang terdapat di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative,
elaborative, korelatif, maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, dan
(2) hasil belajar yang diperoleh bersifat tahan lama “Actual eksperimental” berbasis pada pengalaman pribadi dan minat.
Waktu
belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya
dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu
guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang,
menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi
agar siswa gemar belajar. Karena membaca
adalah kunci pokok di dalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana
mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu
dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam
pengalamannya dari pada mendengarkan informasi.
Adapun
yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan
memahami apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian
bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu
alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar
paling besar dari mata pelajaran lainnya.
Mengerti
dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu siswa untuk aktif
belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar (membaca)
dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di
sekolah diperlukan melalui kritik diri (refleksi) terhadap proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan
membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa
memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Dapat
dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya.
Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan,
membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat
membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi
masyarakat dan negaranya (Supriadi, dkk, 1995).
Dalam
hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca,
diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya
diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat
mengubah “Learning to read “ secara
berangsur-angsur menjadi “reading to
learn”. Sehingga siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun
Pelajaran 2014/2015 mampu dalam
keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk (1992). Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat minim
sekali (rendah) yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan
berbahasa Indonesia juga rendah (Hasil belajar siswa rendah).
Berdasarkan kenyataan tersebut penulis
mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Pada Siswa Kelas I SDN Sunan Ampel
Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015“. Hal ini dimaksudkan setelah selesai melakukan penelitian
tindakan kelas melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil
dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
judul dan latar belakang di atas, maka penulis menyusun desain pemecahan
masalah sebagai berikut :
1)
Bagaimanakah penggunaan media kartu
kata dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring kalimat sederhana pada
siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun
Pelajaran 2014/2015?
2)
Apakah melalui
penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca kalimat
sederhana siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun
Pelajaran 2014/2015?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1)
Untuk mengetahui
proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata dalam upaya meningkatkan kemampuan
membaca nyaring kalimat sederhana siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2)
Untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan kemampuan membaca nyaring kalimat sederhana dengan
menggunakan media kartu kata pada siswa Kelas I SDN Sunan Ampel Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015.
D.
Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan Sekolah. Manfaatnya anatar lain:
1)
Bagi Guru, manfaat yang
diperoleh antara lain:
a.
Memberikan masukan
yang bersifat praktis tentang upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran.
b.
Menambah wawasan dan
keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran
bahsaa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca awal.
c.
Sebagai inovasi di bidang
pendidikan.
2)
Bagi Siswa, manfaat yang
diperoleh antara lain :
a.
Dapat meningkatkan
kemampuan membaca.
b.
Dapat meningkatkan dan
membentuk kemampuan siswa berkomunikasi dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
3)
Bagi Sekolah, manfaat yang
diperoleh antara lain :
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dalam upaya mengefektifkan serta meningkatkan pengelolaan
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sekolah dapat lebih memfasilitasi alat
peraga, sarana serta prasarana yang mendukung terlaksananya pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Butuh File Lengkap Silahkan Klik Link Berikut ini ......
0 komentar:
Posting Komentar