Abdillah, M. Rifa’i. 2013. Upaya
Peningkatan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IV A UPT.
SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013
Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning (CTL),
keaktifan belajar
Reformasi
pembelajaran merupakan perubahan cara guru dalam memilih stra-tegi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pelak-sanaan
pembelajaran selama ini lebih banyak dilakukan di kelas, akibatnya siswa tidak
bersentuhan dengan dunia nyata atau lingkungan. Guru sangat fasih berbicara
tentang konsep tetapi tidak mengaitkan langsung dengan kehidupan sehari-hari
maupun lingkungan belajar siswa. Guru kurang menyadari bahwa pemahaman dari
konsep yang diberikan memerlukan gambaran-gambaran bagi siswa yang sebenarnya
ada di sekeliling siswa atau pengalaman dari siswa itu sendiri. Oleh karena
itu, metode CTL dianggap pantas dalam penelitian ini.
Menurut Wina Sanjaya (2007:255) bahwa
“CTL (Contextual Teaching and Learning)” adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Menurut Poerwodarminto (1982:26) “Aktivitas” adalah
suatu kegiatan atau kesibukan. Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta
didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan agar dapat
memperoleh hasil yang maksimal.
Tempat penelitian ini bertempat di kelas IV
A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013
dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pokok (memahami teks melalui membaca
intensif, membaca nyaring,
dan membaca pantun).
Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulakan sebagai berikut : (a) dengan menggunakan CTL dapat
meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas
IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran
2012/2013, dan (b) dengan menggunakan CTL (Contextual Teaching and Learning)
siswa kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun
Pelajaran 2012/2013 dapat mengaitkan masalah yang dihadapi dengan lingkungan
kehidupan sehari-hari.
Saran-saran dari
penelitian ini yaitu (a) kepada guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan
pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan
menggunakan strategi pembelajaran. Salah satunya adalah strategi pembelajaran
yang digunakan adalah strategi CTL, (b) kepada guru mengajarkan mata pelajaran
Bahasa Indonesia, hendaknya selalu mempunyai kreativitas dalam menggunakan
strategi belajar yang diberikan kepada siswa, dan (c) hendaknya guru dapat
meningkatkan kualitas berdasarkan pada pengembangan kurikulum sekolah agar
tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan
dengan perubahan.
|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mutu pendidikan sebagai
sebuah pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi
pembangunan nasional. Hal ini dapat dikatakan bahwa masa depan bangsa terletak
pada keberadaan pendidikan yang berkualitas di masa sekarang. Pendidikan yang
berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualitas, karena
itu upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik strategis dalam upaya
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Sekolah adalah sebuah
system. Oleh karena itu, bagian-bagian dari sistem tersebut harus berfungsi
dengan baik. termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia pengelola input
(siswa) yaitu guru. Guru harus selalu berusaha mengfungsikan dirinya bersama
bagian-bagian lain dari sistem agar output atau lulusan dapat berguna di
masyarakat yang nota benenya adalah “akar” mereka.
1
|
Johnson (dalam Sanusi,
1991:36) menyatakan bahwa standar umum kemampuan guru itu sering dijabarkan
sebagai berikut : (1) kemampuan profesional yang mencakup : (a) penguasaan
materi pelajaran, (b) penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan, dan (c) penguasaan proses-proses pendidikan. (2)
kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan
kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru; (3)
kemampuan personal (pribadi) yang beraspek aktif mencakup: (a) penampilan sikap
positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru, (b) pemahaman, penghayatan dan
penampilan nilai-nilai yang semuanya dianut oleh seorang guru, dan (c)
penampilan untuk menjadikan diri sebagai panutan dan keteladanan bagi peserta
didik.
Sedangkan menurut
Supriadi (2003:14) menyatakan bahwa guru profesional dituntut memiliki lima hal
: Pertama, guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru
menguasai secara mendalam bahan materi pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarkannya kepada siswa. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Keempat, guru mampu berpikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.
Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
Dari uraian tersebut di
atas dan dari berbagai teori pendidikan telah dijadikan dasar dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka sebagai guru. Salah satu diantaranya adalah
teori humanistik yang dipelopori oleh Carl Rogers. Dia menganjurkan agar
pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi,
lebih personal, dan bermakna.
Salah satu strategi yang
disarankan Rogers adalah memberi peserta didik berbagai sumber yang dapat
mendukung dan membimbing pengalaman belajar mereka. Sumber-sumber dapat berupa
materi pengajaran yang biasa, seperti buku-buku, bimbingan, referensi, dan
alat-alat bantuan listrik (TV, tape recorder, VCD, komputer, dan sebagainya).
Menurut Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah mengalami
pergeseran paradigma pendekatan pendidikan dari apa yang harus diajarkan
(kurikulum) kepada apa yang harus dikuasai siswa (standar kompetensi).
Mencermati fenomena tersebut maka perlu pembelajaran yang dapat mengaitkan
materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Dari deskripsi masalah
di atas, menunjukkan adanya proses yang belum tepat dalam pembelajaran.
Akibatnya siswa kurang aktif atau kurang terlibat dan hanya memahami konsep
saja. Oleh karena itu, perlu metode pembelajaran yang dapat menjawab
permasalahan tersebut.
Dengan demikian, penulis
terdorong untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Upaya
Peningkatan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan
Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun susunan rumusan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.
Apakah dengan menerapkan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan
keaktifan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV A UPT.
SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013?
2.
Apakah dengan penerapan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Siswa Kelas IV A UPT.
SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat mengaitkan
masalah yang dihadapi dengan lingkungan kehidupan sehari-hari?
C.
Batasan Masalah
Ruang lingkup dari penelitian tindakan kelas ini, adalah :
1.
Membahas permasalahan tentang
ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar Bahasa Indonesia dengan melalui
penggunaan CTL (Contextual Teaching and Learning).
2.
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas IV A.
3.
Dalam penelitian ini
dilaksanakan di UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan.
4.
Penelitian tindakan tepatnya
pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui penerapan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam meningkatkan
keaktifan belajar Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota
Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Standar
Kompetensi (Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun).
2.
Untuk mengetahui penerapan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan
pengalaman belajar Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota
Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengaitkan dan menyelesaikan masalah
yang terkait antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
E.
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Siswa : Meningkatkan aktivitas belajar bagi siswa untuk menerapkan konsep
yang diterima dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Guru : Mendorong dan memberikan dukungan agar guru mampu menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan berfokus pada perilaku baru.
3.
Kepala Sekolah : Memberikan motivasi pada guru dalam meningkatkan kreativitas dalam
pembelajaran.
F.
Penegasan Istilah
Beberapa istilah yang
harus ditegaskan dalam penelitian ini, agar dalam pembahasan hasil penelitian
akan mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup
penelitian. Di antaranya :
1.
CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2.
Aktivitas adalah suatu kegiatan
atau kesibukan. Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik merupakan hal
yang sangat penting dan perlu diperhatikan agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
File Lengkapnya Silahkan Silaturrahmi dulu ke........
M. RIFAI ABDILLAH, S.Pd
NO. HP/WA : 0856-0810-8141
0 komentar:
Posting Komentar