Selasa, 05 September 2017

Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri

Abdillah, M. Rifa’i.  2013.  Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning (CTL), keaktifan belajar

            Reformasi pembelajaran merupakan perubahan cara guru dalam memilih stra-tegi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pelak-sanaan pembelajaran selama ini lebih banyak dilakukan di kelas, akibatnya siswa tidak bersentuhan dengan dunia nyata atau lingkungan. Guru sangat fasih berbicara tentang konsep tetapi tidak mengaitkan langsung dengan kehidupan sehari-hari maupun lingkungan belajar siswa. Guru kurang menyadari bahwa pemahaman dari konsep yang diberikan memerlukan gambaran-gambaran bagi siswa yang sebenarnya ada di sekeliling siswa atau pengalaman dari siswa itu sendiri. Oleh karena itu, metode CTL dianggap pantas dalam penelitian ini.
Menurut Wina Sanjaya (2007:255) bahwa “CTL (Contextual Teaching and Learning)” adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut Poerwodarminto (1982:26) “Aktivitas” adalah suatu kegiatan atau kesibukan. Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Tempat penelitian ini bertempat di kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pokok (memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulakan sebagai berikut : (a) dengan menggunakan CTL dapat meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013, dan (b) dengan menggunakan CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat mengaitkan masalah yang dihadapi dengan lingkungan kehidupan sehari-hari.

Saran-saran dari penelitian ini yaitu (a) kepada guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran. Salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi CTL, (b) kepada guru mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia, hendaknya selalu mempunyai kreativitas dalam menggunakan strategi belajar yang diberikan kepada siswa, dan (c) hendaknya guru dapat meningkatkan kualitas berdasarkan pada pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan dengan perubahan.



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Mutu pendidikan sebagai sebuah pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Hal ini dapat dikatakan bahwa masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas di masa sekarang. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualitas, karena itu upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik strategis dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Sekolah adalah sebuah system. Oleh karena itu, bagian-bagian dari sistem tersebut harus berfungsi dengan baik. termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia pengelola input (siswa) yaitu guru. Guru harus selalu berusaha mengfungsikan dirinya bersama bagian-bagian lain dari sistem agar output atau lulusan dapat berguna di masyarakat yang nota benenya adalah “akar” mereka.
1
Seorang guru harus menguasai kompetensi guru, sebab guru sebagai jabatan profesional. Kompetensi guru untuk melaksanakan kewenangan profesionalnya, mencakup tiga komponen sebagai berikut : (a) kemampuan kognitif, yakni kemarnpuan guru menguasai pengetahuan serta ketrampilan/ keahlian kependidikan dan pengetahuan materi bidang studi yang diajarkan, (b) kemampuan afektif, yakni kemampuan yang meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain, dan (c) kemampuan psikomotor atau kinestika, yakni kemampuan yang berkaitan dengan ketrampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugas-tugasnya sebagai pengajar.
Johnson (dalam Sanusi, 1991:36) menyatakan bahwa standar umum kemampuan guru itu sering dijabarkan sebagai berikut : (1) kemampuan profesional yang mencakup : (a) penguasaan materi pelajaran, (b) penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan (c) penguasaan proses-proses pendidikan. (2) kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru; (3) kemampuan personal (pribadi) yang beraspek aktif mencakup: (a) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru, (b) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang semuanya dianut oleh seorang guru, dan (c) penampilan untuk menjadikan diri sebagai panutan dan keteladanan bagi peserta didik.
Sedangkan menurut Supriadi (2003:14) menyatakan bahwa guru profesional dituntut memiliki lima hal : Pertama, guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Dari uraian tersebut di atas dan dari berbagai teori pendidikan telah dijadikan dasar dalam melaksanakan tugas-tugas mereka sebagai guru. Salah satu diantaranya adalah teori humanistik yang dipelopori oleh Carl Rogers. Dia menganjurkan agar pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal, dan bermakna.
Salah satu strategi yang disarankan Rogers adalah memberi peserta didik berbagai sumber yang dapat mendukung dan membimbing pengalaman belajar mereka. Sumber-sumber dapat berupa materi pengajaran yang biasa, seperti buku-buku, bimbingan, referensi, dan alat-alat bantuan listrik (TV, tape recorder, VCD, komputer, dan sebagainya).
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah mengalami pergeseran paradigma pendekatan pendidikan dari apa yang harus diajarkan (kurikulum) kepada apa yang harus dikuasai siswa (standar kompetensi). Mencermati fenomena tersebut maka perlu pembelajaran yang dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Dari deskripsi masalah di atas, menunjukkan adanya proses yang belum tepat dalam pembelajaran. Akibatnya siswa kurang aktif atau kurang terlibat dan hanya memahami konsep saja. Oleh karena itu, perlu metode pembelajaran yang dapat menjawab permasalahan tersebut.
Dengan demikian, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B.         Rumusan Masalah
Adapun susunan rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.        Apakah dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013?
2.        Apakah dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat mengaitkan masalah yang dihadapi dengan lingkungan kehidupan sehari-hari?

C.        Batasan Masalah
Ruang lingkup dari penelitian tindakan kelas ini, adalah :
1.        Membahas permasalahan tentang ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar Bahasa Indonesia dengan melalui penggunaan CTL (Contextual Teaching and Learning).
2.        Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV A.
3.        Dalam penelitian ini dilaksanakan di UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan.
4.        Penelitian tindakan tepatnya pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.



D.        Tujuan Penelitian
1.        Untuk mengetahui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam meningkatkan keaktifan belajar Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Standar Kompetensi (Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun).
2.        Untuk mengetahui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pengalaman belajar Siswa Kelas IV A UPT. SDN Sunan Giri Kecamatan Rejoso Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam mengaitkan dan menyelesaikan masalah yang terkait antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

E.       Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.         Siswa : Meningkatkan aktivitas belajar bagi siswa untuk menerapkan konsep yang diterima dalam kehidupan sehari-hari.
2.         Guru : Mendorong dan memberikan dukungan agar guru mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan berfokus pada perilaku baru.
3.         Kepala Sekolah : Memberikan motivasi pada guru dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran.


F.         Penegasan Istilah
Beberapa istilah yang harus ditegaskan dalam penelitian ini, agar dalam pembahasan hasil penelitian akan mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Di antaranya :
1.        CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2.        Aktivitas adalah suatu kegiatan atau kesibukan. Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.


 File Lengkapnya Silahkan Silaturrahmi dulu ke........
M. RIFAI ABDILLAH, S.Pd
NO. HP/WA : 0856-0810-8141

0 komentar:

Posting Komentar